3. Perubahan Logo

Salah satu langkah yang terbilang kontroversial adalah ketika Juventus memutuskan mengubah logo klub pada 2017. Perubahan yang mendapatkan protes keras dari suporter yang menilai logo baru akan merusak sejarah klub yang sudah berusia 100 tahun.

Pada logo baru, Juventus tak ada lagi gambar banteng, simbol Kota Turin. Yang ada hanya huruf "J" yang sangat mudah diingat dan seorang anak kecil pun bisa menggambarnya.

Perubahan logo ini sekali lagi menjadi bagian usaha Juventus melebarkan sayap mereka. Mereka ingin memperkenalkan logo Juventus yang mudah melekat seperti logo tga garis Adidas atau "swoosh" milik Nike.

Dengan logo baru ini, Juventus mulai melakukan kampanye besar-besaran dengan meluncurkan berbagai produk, dari pakaian kasual hingga baju renang.

4. Strategi di Bursa Transfer

Dengan stadion baru, citra komersial baru, sayap yang makin lebar, hingga kompleks latihan mewah, semua itu menjadi salah satu daya tarik Juventus untuk mendatangkan pemain bintang.

Jangan heran jika Juventus selama ini banyak mendapatkan pemain bintang secara gratis. Karena para pemain itu melihat Juventus sebagai klub yang prestisius.

Menggaet pemain bintang secara gratis memang menjadi strategi jitu dalam menjalankan proyek ini. Juventus mampu membangun fondasi tim kuat dengan para pemain itu. Tim solid yang kemudian ditambah dengan masuknya pemain yang dibeli mahal.

Dalam melakukan pembelian mahal pun Juventus tak sembarangan. Mereka sangat rinci memperhitungkannya. Sebagai contoh, pada 2016 mereka mendatangkan Gonzalo Higuain dari pesaing terdekat mereka Napoli seharga 83 juta pound, termahal di Italia kala itu.

Juventus berani membayar mahal Higuain setelah sebelumnnya mereka melego Paul Pogba, pemain yang didatangkan secara gratis, ke Manchester United senilai 94,5 juta pounds.