Kesempatan Terakhir Jamarr Membela Indonesia

Jamarr berhasil membawa tim nasional Indonesia menempati peringkat kedelapan pada Asian Games 2018. Prestasi itu sudah melebihi target di mana Pebasi hanya menginginkan tim asuhan Fictor Roring lolos dari fase grup.

Satu hal yang harus diingat, Asian Games 2018 mungkin menjadi ajang besar terakhir Jamarr membela Indonesia. Perbasi sebetulnya sudah berencana memboyong pemain naturasliasi baru, jauh sebelum pesta olahraga tersebut dimulai.

Rencana tersebut juga sesuai dengan keinginan Fictor Roring. Pelatih yang akrab disapa Ito tersebut memang mengingikan pemain naturalisasi dengan tinggi lebih dari 200 cm.

"Saya tidak punya kemewahan untuk dapat pemain besar dan jago seperti yang saya minta. Saya cuma dapat Jamarr, jadi dia saya maksimalkan," ujar Ito setelah Indonesia dikandaskan China pada perempat final Asian Games 2018.

"Tetapi, dia tetap masih kurang untuk kebutuhan kita. Dia bantu kami, pasti itu. Saya tidak mungkin menafikan itu. Namun, seharusnya kita butuh yang lebih besar," sambungnya.

Pernyataan tersebut seakan menyiratkan bahwa Jamarr mungkin tidak akan terpakai lagi pada ajang selanjutnya seperti SEA Games 2019 di Manila. Perbasi, Ito, dan Badan Tim Nasional, kemungkinan besar akan kembali berburu pemain naturalisasi lain.

Belum lagi dengan rencana Perbasi yang akan mendatangkan 10 pemain asal Afrika berusia di bawah 16 tahun untuk FIBA World Cup 2023. Kondisi tersebut membuat peluang Jamarr tampil dengan seragam tim Garuda semakin tertutup.

Bagaimanapun, perjuangan Jamarr tetap harus diapresasi. Penggila basket tanah air tetap harus mengucapkan terima kasih kepada Jamarr. Apalagi, Jamarr bermain untuk tim dengan hati dan kebanggaan.

“Saya begitu bangga membela Indonesia. Saya sudah berada tujuh tahun di sini. Saya cinta Indonesia. Saya cinta negara ini dan olahraga ini, saya cinta budaya dan lingkungan orang-orang indonesia,” tutur Jamarr.