Para Fencing World Cup 2025 tidak sekadar membawa efek positif untuk para atlet dari 17 negara. Kehadiran para peserta, ofisial serta para penonton ikut membantu menghidupkan perekonomian Kota Solo.

Walikota Solo, Respati Ardi, mendapatkan informasi bahwa para atlet dan ofisial menikmati kuliner yang ada di penjuru kota, tidak hanya sekadar bertahan di venue dan penginapan saja.

"Para atlet bercerita kepada saya bahwa makanan yang ada di luar hotel sangat enak sekali. Bahkan ada yang membeli buah salak sampai Rp 1 Juta," ucap Respati Ardi.

Rombongan atlet dari Spanyol bahkan menyempatkan waktunya untuk berwisata di beberapa tempat, salah satunya air terjun yang ada di kabupaten Karanganyar. Tak ketinggalan adalah taman yang ada di kawasan Tirtonadi.

"Saya sangat senang untuk pertama kali bisa datang ke Indonesia. Ini negara yang besar dan berbudaya. Ini waktu-waktu yang sangat bagus," ungkap atlet Spanyol, Judith Rodriguez Menendez.

Tak menutup kemungkinan bahwa Indonesia akan kembali menjadi tuan rumah kejuaraan anggar kursi roda. Technical Delegate Para Fencing World Cup 2025, Udo Zielger, memuji upaya Indonesia dalam mensukseskan kejuaraan ini.

"Saya mendengar hal-hal yang sangat baik dari semua atlet tentang kompetisi ini, mulai dari venue, tata letak venue, transportasi, hotel hingga makanan. Kami sangat menghargai upaya Indonesia dalam mempersiapkan semuanya," ucap Udo Zielger.

"Ini jauh melebihi dari apa yang kami harapkan. Kami berharap dalam beberapa tahun ke depan dapat melakukan sesuatu di sini lagi," lanjut Udo Zielger. (Laporan Kontributor Putra Wijaya)