Di sisi lain, Courtois lebih mumpuni daripada Kepa dalam hal meladeni umpan silang. Berbeda dengan kiper lain, Courtois tergolong anti-meninju bola crossing, tidak seperti kiper kebanyakan. Sepanjang kariernya, Courtois merupakan salah satu kiper terbaik dunia dalam hal mengatasi bola silang. Dan, salah satu keunggulan Courtois adalah kemampuannya mengatasi tekanan di segala situasi.

Berhubungan dengan tekanan, justru inilah yang menjadi ujian terhebat yang bakal dihadapi Kepa. Sebagai contoh, De Gea sempat kesulitan beradaptasi dengan permainan fisik a la sepak bola Premier League kala pertama kali bergabung dengan Manchester United. Tidak menutup kemungkinan kesulitan serupa bakal dialami Kepa.

Sementara itu, salah satu alasan utama Chelsea memilih Kepa adalah kemampuannya memainkan bola dengan kakinya. Seperti diketahui ini bukanlah titik terkuat Courtois. Kiper Belgia ini acap terlihat tidak nyaman jika harus menerima back pass dari rekannya.

Sedangkan Kepa, dalam semusim terakhir semakin nyaman dengan bola ada di kakinya. Musim lalu misalnya, Kepa tercatat sukses melakukan 368 umpan panjang, tertinggi di LaLiga. Untuk umpan pendek, dia mencatat 221 umpan berhasil dari total 223 kali usaha.

Secara kualitas, atau paling tidak yang tersurat di atas statistik, Kepa bakal bisa menggantikan Courtois bahkan berpotensi lebih baik. Namun dengan catatan dia mampu mengatasi tekanan. Selain proses adaptasi, status kiper termahal dunia dengan baderol 80 juta euro juga bisa menjadi bumerang baginya.