Abed Nego Antoro dari Genta Auto & Sport, selaku promotor mengatakan Bandung dipilih sebagai lokasi perebutan gelar juara umum Trial Game Dirt 2025 lantaran karakter lintasan yang membuat para rider harus putar otak dan atur strategi demi menjadi yang tercepat.

Selain itu, Bandung menjadi rujukan karena antusiasme yang tinggi dari komunitas balap motor. Terbukti, pada seri pamungkas ini, banyak rider berdarah Jawa Barat yang ambil bagian.

“Trial Game Dirt kembali digelar di Jawa Barat setelah 10 tahun lalu sempat diselenggarakan di Majalengka. Antusias pembalap di Jawa Barat semakin berkembang, jadi tahun ini, penyelenggara memutuskan Kota Bandung sebagai seri final. Terlebih karakter sirkuit di sini berbeda. Campuran tanah dan batu membuat pembalap harus pintar mengatur setelan motor, mulai ban hingga rantai,” ucap Abed.

Berbagai jenis rintangan seperti bigfoot jump, double car jump, jumpingan patah, giant table top, titian cobra, jumpingan kurma royal, dan jumping tong yang memberikan kesulitan sekaligus memacu adrenalin, masih menjadi bagian dari tantangan yang dihadirkan Trial Game Dirt 2025 di seri pamungkas ini.

Sulitnya obstacle-obstacle pada lintasan sepanjang mencapai 1.450 meter (2 lap) dalam seri pamungkas ini juga diakui oleh rider tuan rumah, salah satunya ialah Fariq Raditya Putra. Pebalap asal Kota Kembang yang turun di kelas FFA Open dan Campuran Non Seeded ini harus berjuang cukup keras saat melewati berbagai rintangan yang tersaji di atas lintasan.

“Sepintas kalau dilihat tantangannya mudah, tapi pas dicoba, ternyata susah. Yang paling sulit menurut saya jumpingan kurma royal karena memerlukan fokus dan keseimbangan tinggi. Tapi saya bangga bisa ikut Trial Game Dirt karena ini menambah jam terbang dan pengalaman saya karena saya baru menggeluti ajang balap motor dua tahun terakhir,” ujar dia.

Hadapi Lawan-lawan Berat