Inter Milan kalah 1-2 kontra Udinese (Football-Italia)

Ditegaskan oleh Cristian Chivu, pelatih Inter, permainan timnya membaik di babak kedua tapi Udinese juga bertahan dengan baik.

Chivu juga memainkan empat penyerangnya di babak kedua dari Lautaro Martinez, Marcus Thuram, Francesco Pio Esposito, hingga Ange-Yoan Bonny, namun tetap sulit mencetak gol.

Menurut pelatih asal Rumania tersebut, Inter harus tahu cara bermain kotor untuk coba mengamankan hasil akhir yang positif meski memainkan sepak bola yang indah juga harus coba dilakukan.

"Setelah jeda, permainan lebih baik, lebih determinasi, lebih gigih, pergerakan lebih baik, meski pun kami kembali kehilangan ketajaman seiring berjalannya waktu dan tidak mampu menyelesaikan peluang. Kami tidak mampu menciptakan lebih banyak peluang," kata Chivu dikutip dari Football-Italia.

"Saat jeda, saya meminta para pemain untuk lebih banyak bergerak, berlari untuk menciptakan ruang dan menemukan umpan vertikal, sehingga kami dapat membuka pertahanan Udinese dengan menggerakkan mereka. Situasinya semakin sulit seiring berjalannya waktu."

"Kami menurunkan empat striker, kami mencoba segalanya, termasuk tinggi badan Pio untuk menangkap beberapa umpan silang, tetapi Solet dan Kristensen melakukan pekerjaan yang hebat dalam bertahan di udara untuk Udinese malam ini."

"Anda harus mencoba bermain sepak bola yang indah, tetapi juga siap untuk bermain kotor jika diperlukan, karena bola yang dikirim ke kotak penalti terkadang dapat lebih berbahaya daripada umpan yang indah."

“Kami tidak luar biasa setelah pertandingan pertama, kami tidak buruk setelah pertandingan ini. Kami masih dalam tahap perbaikan."

"Kami harus belajar menemukan keseimbangan itu, fokus, dan bekerja keras. Masih ada jalan panjang yang harus ditempuh musim ini," pungkas Chivu.