Milklife Soccer Solo Seri 1 tahun ini mencatat lonjakan besar dalam hal partisipasi siswi.
Sebanyak 1.736 siswi dari 92 SD dan MI itu ambil bagain dalam turnamen sepak bola putri usia dini yang diinisiasi oleh Bakti Olahraga Djarum Foundation dan MilkLife tersebut. Mereka terbagi ke dalam 64 tim KU 10 dan 99 tim KU 12.
Head Coach MilkLife Soccer Challenge, Timo Scheunemann, menyebut peningkatan jumlah peserta sejalan dengan naiknya kualitas permainan.
"Sekolah-sekolah kini lebih serius membina pemain putri. Banyak yang sudah berlatih di SSB, bahkan bermimpi memperkuat timnas. Ini tren positif," ujar Timo.
Sementara itu, Wakil Wali Kota Surakarta, Astrid Widayani, turut mengapresiasi semangat peserta. Ia senang dapat menjadi bagian dari upaya menghidupkan gairah sepak bola putri di Indonesia.
“Turnamen ini jadi ruang positif bagi anak-anak perempuan Solo untuk berprestasi lewat olahraga. Ini bagian dari semangat ‘Solo Sehat’,” ujarnya.
Sementara itu, Head Coach MilkLife Soccer Challenge Solo, Maya Susmita, menegaskan standar seleksi menuju tim All Stars Solo akan semakin ketat.
Targetnya, memperbaiki capaian runner-up di ajang nasional MilkLife Soccer Challenge All Stars 2025 lalu.
"Persaingan makin tinggi. Kami ingin tim Solo bisa juara di Kudus 2026," ujar Maya.
"Pemain terpilih wajib latihan ekstra, baik di SSB maupun privat. Ini bekal untuk membentuk mental dan kualitas mereka," tuturnya.
Dengan antusiasme yang terus meningkat dan dukungan dari berbagai pihak, MilkLife Soccer Challenge Solo kembali menjadi barometer pembinaan sepak bola putri usia dini di Indonesia.
“Dari Solo sudah muncul banyak pemain potensial. Kalau tren ini berlanjut, masa depan sepak bola putri Indonesia ada di tangan mereka,” tutup Coach Timo.