Mo Salah, Raja Mesir yang Pernah Dibuang Jose Mourinho

Banderol 42 juta euro yang dikeluarkan Liverpool di awal musim ini ketika merekrut Salah dari AS Roma, merupakan "pencurian" terbaik abad ini. Bagaimana tidak, harga tersebut relatif murah jika melihat total 43 gol yang diciptakannya di musim perdana bersama Liverpool di seluruh kompetisi.

Salah memang belum membawa Liverpool mengakhiri dahaga gelar titel Premier League, atau Piala FA, atau juga Piala Liga. Tapi, dia terus bekerja keras, rendah hati menanggapi pujian yang datang, dan tidak pernah puas dengan hal yang telah dicapainya. Liverpool masih punya peluang menutup musim 2017/18 dengan titel Liga Champions. Kans mereka besar karena Salah.

Penyerang sayap berusia 25 tahun baru saja membawa satu kaki Liverpool ke final Liga Champions, melalui dua golnya ke gawang AS Roma dan dua assist-nya untuk gol Sadio Mane dan Roberto Firmino. Liverpool menang 5-2 dan hanya harus menjaga keunggulan agregat gol tanpa menelan kekalahan lebih dari 0-2.

43 gol dan hanya terpaut empat gol lagi dari legenda ikonik Liverpool, Ian Rush, yang mencetak total 47 gol dalam semusim pada musim 1983/84. "Saya akan sangat senang untuk melihat Salah memecahkan rekor saya di final Liga Champions," tantang sang legenda tersebut.

Salah juga baru ditahbiskan sebagai Pemain Terbaik PFA musim ini di Premier League. Pengakuan telah diberikan pemain lainnya yang berkiprah di Premier League kepada Salah yang pernah dibuang Jose Mourinho di Chelsea. Ini fakta. The Special One yang mendatangkannya ke Stamford Bridge pada tahun 2014, namun kemudian meminjamkannya ke Fiorentina dan Roma, yang akhirnya mempermanenkan kontrak Salah.

Dua tahun bermain di Italia, Salah semakin berkembang dan tumbuh dewasa, hingga ia tidak takut menerima tantangan untuk mencoba menaklukkan Inggris di kesempatan kedua. Bersama Liverpool, serta filosofi sepak bola Jurgen Klopp, Salah semakin baik dan baik dari satu laga ke laga berikutnya.

Pergerakannya begitu cepat ibarat The Flash. Sekilas, Salah bergerak cepat laiknya Messi dengan kemampuan kaki kidalnya, lalu melakukan tusukan dari sisi sayap, untuk kemudian memilih: menendang bola atau mengopernya kepada rekan setim. Kepercayaan dirinya di muka gawang juga lebih baik dibanding masanya bersama AS Roma. Ini diakui langsung oleh mantan rekan setimnya, Kevin Strootman.

"Dia (Salah) juga melakukan pekerjaan yang sangat hebat dengan timnas, kinerjanya hebat, saya pikir dia rajanya di sana (Mesir) dan mereka mengumpulkan suara untuknya menjadi presiden dan segalanya. Saya hanya berharap dalam dua laga melawan kami, dia kehilangan kepercayaan dirinya," tutur Strootman.

"Saya tidak terkejut dengan betapa bagus performanya, tapi saya terkejut dengan betapa mudahnya dia mencetak gol, dan juga kepercayaan dirinya di muka gawang dengan bola. Dia sebenarnya juga tampil hebat di sini, mencetak gol dan memberi banyak assists. Namun, dia banyak melewatkan peluang, terutamanya ketika berhadapan satu lawan satu dengan kiper."

Demam Salah sudah merajalela di kalangan fans Liverpool dan warga Mesir. Terinspirasi dengan kekuatan dan ketekunannya beribadah, untuk tidak pernah melupakan Sang Maha Pencipta, Salah selalu melakukan sujud syukur ketika sukses mencetak gol. Dampaknya - tidak tahu benar atau tidak - banyak fans Liverpool yang masuk agama Islam karena Salah. Di Mesir sana, ia bahkan diinginkan warga untuk menjadi presiden.

Semua itu hanya euforia. Bisa jadi seperti itu, tapi, satu hal pasti adalah: Salah seharusnya masuk sebagai kandidat Ballon d'Or 2018. Sudah saatnya dia menghentikan dominasi Messi-Ronaldo yang cenderung membosankan dalam persaingan Ballon d'Or. Salah bisa jadi "manusia" kedua setelah Kaka yang memenangi Ballon d'Or 2007.

"Ronaldo seringkali memenangi Ballon d'Or. Tapi, jika Mo Salah terus melakukan apa yang dilakukannya saat ini, dia tidak hanya sekedar menjadi perdebatan, melainkan memiliki kesempatan yang sangat besar untuk memenanginya," tutur legenda Arsenal, Ian Wright.

Menurut bursa taruhan yang dicantumkan Sky Sports, Mo Salah menjadi favorit publik untuk memenangi Ballon d'Or 2018. Jadi, setujukah Anda apabila Salah memenangi Ballon d'Or 2018?

Ia memang belum melakukan hal yang dilakukannya saat ini konsisten dari satu musim ke musim berikutnya. Uji kelayakan dari Salah baru bisa dilihat di musim depan. Namun, sebelum berbicara mengenai masa depan akan lebih baik membicarakan masa kini, dan Salah, tengah on fire saat ini. Ia selevel dengan Messi dan Ronaldo.