TijjaniTijjani Reijnders (X/AC Milan)

Gullit juga menyoroti pemilik Milan asal Amerika Serikat yang melihat sepak bola sebagai bisnis, melainkan kecintaan kepada olahraga itu sendiri. Hal tersebut dapat dilihat dengan didepaknya legenda Milan, Paolo Maldini, dari jajaran manajemen.

"Faktanya adalah bahwa pemilik Amerika, seperti yang telah kita lihat di tempat lain di Eropa termasuk Premier League, tidak dapat sepenuhnya memahami DNA klub yang mereka kendalikan. Bagi mereka, ini hanya bisnis," imbuh Gullit.

"Saya kesal karena tokoh seperti Maldini, yang menulis sejarah Milan, telah diberhentikan. Ibra mendapati dirinya dalam peran yang belum pernah dilakukannya sebelumnya. Saya pikir dia melakukan yang terbaik."

Gullit juga mengomentari potensi kepergian gelandang terbaik Milan musim ini, Tijjani Reijnders, yang diminati oleh Manchester City. Ia tidak heran jika Reijnders pergi, namun di satu sisi juga kecewa, karena kini mantan klubnya jadi klub penjual pemain top.

"Tijjani baru saja menandatangani kontrak baru, tetapi dalam dunia sepak bola saat ini, itu mungkin tidak berarti banyak," tambah Gullit.

"Dia pemain hebat, dia datang ke Milan untuk memenangkan trofi. Jika kondisinya tidak memungkinkan, wajar saja cepat atau lambat dia akan memutuskan untuk pergi."

"Saya rasa itu tidak terjadi, tetapi Anda harus berhati-hati. Jika dia memutuskan untuk meninggalkan Italia, itu akan menjadi kehilangan yang luar biasa bagi Rossoneri. Dahulu kala, juara hebat datang ke Milan, hari ini klub terpaksa menjual mereka," pungkasnya.