Selain itu, di lini tengah, Toni Kroos dan Luka Modric mulai menggeliat, sedangkan Karim Benzema sudah mulai kembali moncer.

Dari semua itu, kembalinya rasa kepercayaan diri di kubu Madrid membuat perubahan permainan semakin lancar dan berdampak pada hasil yang kian positif. Dengan kata lain, sentuhan Solari sudah mulai terlihat hasilnya.

Solari, paling tidak hingga saat ini, dinilai berhasil meningkatkan performa pemain, khususnya pemain muda yang mulai mendapatkan menit bermain macam Reguilon, Marcos Llorente, dan Vinicius.

Di sisi pemain senior, setelah sempat mandek usai tampil cemerlang di Piala Dunia 2018, Luka Modric mulai menemukan sentuhan ajaibnya. Pemain asal Kroasia inipun menjadi kunci kemenangan Madrid atas Atletico kemarin. Bisa dikatakan juga, Solari beruntung Modric kembali menemukan permainannya di momen yang tepat.

Luka Modric

Kembalinya Modric di momen yang tepat tidak lepas dari upaya yang dilakukan Solari untuk menjaga kebugaran sang bintang.

Setelah terkuras di Piala Dunia 2018, pengaruh Modric dalam permainan Madrid meredup. Saat ditunjuk menjadi arsitek, Solari langsung menyusun rencana untuk mengembalikan performa serta fisik Modric.

Meski selalu menjadi starter dalam 13 laga LaLiga di bawah Solari, Modric tetap mendapatkan masa istirahat lebih daripada sebelumnya. Solari berusaha tidak memainkan Modric jika ada kesempatan. Tercatat lima kali Modric tidak menjadi starter di ajang Copa del Rey dan dua di Liga Champions.

Sedangkan di LaLiga, meski selalu menjadi starter dalam 13 laga, lima kali Modric digantikan di babak kedua. Semua itu bertujuan agar Modric lambat laun bisa kembali ke performa terbaiknya, dan tampaknya skenario Solari berjalan sesuai rencana.

Pada laga El Clasico, Modric mampu mencatat akurasi umpan hingga 94 persen. Sedangkan dalam Derby Madrid, tidak ada pemain yang mencatat akurasi umpan lebih tinggi daripada Modric.