Seiring berjalannya waktu, Martinez sadar perlu pindah ke tim yang lebih profesional. Dengan begitu, lebih banyak juga ilmu yang bisa diserap.

Akhirnya, Martinez bergabung dengan klub lokal, Urquiza. Di sana, Martinez menempa kemampuan olah bolanya selama empat tahun.

Pada 2006, Martinez mendapatkan petunjuk untuk terus menapaki tangga lebih tinggi dalam perjalanan kariernya. Ia terinspirasi dengan penampilan Carloz Tevez yang bersinar pada Piala Dunia 2006. Lisandro Martinez pun memutuskan menjajal akademi sepak bola yang lebih besar.

Akhirnya, Club Libertad yang menjadi pelabuhan berikutnya. Memang dasarnya punya bakat menjadi bintang, Lisandro Martinez lebih bersinar dibanding pemain lainnya.

Tahapan baru dalam perjalanan Martinez pun tiba. Ia mendapatkan perhatian khusus dari pemandu bakat Newell's Old Boys. Tanpa pikir panjang, ia bergabung dengan klub yang juga membesarkan nama legenda sepak bola Argentina, Lionel Messi.

Bersama Newell's, kemampuan Martinez terus berkembang. Ia juga menunjukkan kemampuan untuk bermain di berbagai posisi.

Tidak butuh waktu lama bagi Martinez untuk dilabeli bocah ajaib Newell's. Apalagi, ia juga melengkapi kemampuannya dengan mendulang gol. Tidak banyak bek yang kuat dalam bertahan, tetapi juga tajam dalam menyerang.

Dengan jalur yang sudah dibuka Lionel Messi, banyak pemandu bakat Eropa memilih Newell's untuk mencari talenta baru. Tentu saja, Martinez adalah pemain yang menonjol saat itu.

Martinez yang paham betul dengan kemampuannya tidak ingin gegabah. Ia memutuskan bertahan beberapa tahun lagi di Argentina dengan membela Defensa. Kemudian, Martinez baru menerima tawaran bergabung dengan Ajax pada awal Juli 2019.

Langkah Martinez kian mantap bermodal restu dari kedua orang tuanya. Ajax pun bergerak cepat agar Martinez tidak dibajak klub lain. Te medis pun dipercepat menjadi 20 Mei.

Proses adaptasi Martinez di sepak bola Belanda tidak menemui adangan berarti. Ia mendapatkan bantuan dari kompatriotnya, Nicolas Tagliafico dan Lisandro Magallan. Bahkan, pemain lokal Belanda yakni Klass-Jan Huntelaar dan Donny van de Beek membantunya beradaptasi dengan Ajax.

Dalam beberapa bulan berikutnya, Martinez bergabung dengan tim U-23 Argentina dan kemudian mendapatkan panggilan dari tim senior. Martinez dipanggil pada bulan yang sama ketika Gonzalo Higuain memutuskan gantung sepatu dari tim nasional.

Bersama dengan Perr Schuurs, Jurrien Timber, dan Daley Blind, Martinez melanjutkan tradisi Ajax sebagai satu di antara kuda hitam berbahaya Eropa yang punya banyak pemain muda bertalenta.

Martinez pun memboyong de Godenzonen meraih sejumlah trofi seperti Johan Cruyff Shield (2019), Eredivisie (2020–2021, 2021–2022), Piala KNVB (2020–2021). Selain itu, Licha menjadi pemain terbaik Ajax pada musim 2021-2022.

Prestasi pada level tim nasional pun tercipta. Ia membawa La Albiceleste juara Copa America 2021 dengan mengalahkan Brasil di final.

Kabarnya, Lisandro Martinez mendorong kepindahannya ke Premier League. Lantas, mana di antara Manchester United atau Arsenal yang beruntung mendapatkan Si Tukang Jagal?