Kuda Hitam

4. Arsenal

Arsenal

Manajer: Mikel Arteta

Pemain Kunci: Pierre-Emerick Aubameyang

Stadion: Emirates Stadium

Keberhasilan menjuarai Piala FA dan Community Shield seharusnya sudah cukup menjadikan Arsenal sebagai tim kuda hitam persaingan titel Premier League. Itu diraih The Gunners dalam waktu singkat bersama Mikel Arteta yang ditunjuk menggantikan Unai Emery.

Kendati pengalaman melatih Arteta masih kurang namun pengetahuannya akan taktik, gaya main, kultur Arsenal membangkitkan performa tim. Apalagi dia murid Pep Guardiola saat menjadi asisten manajer di City.

Selama pertahanan Arsenal bisa kukuh sepanjang musim, apalagi mereka kini punya Gabriel Magalhaes dan William Saliba, mimpi jadi juara Premier League bisa jadi kenyataan sejak terakhir meraihnya pada 2004.

Arsenal punya kombinasi skuad pemain muda-senior bagus di tiap lininya. Terutamanya mereka telah merekrut Willian untuk memperkuat lini depan serta meminjam Dani Ceballos untuk jadi kreator serangan di tengah.

Striker asal Gabon Pierre-Emerick Aubameyang akan jadi pemain kunci bagi Arsenal. Musim lalu dia jadi top skor tim dan momok pertahanan lawan. Kecepatan dan naluri golnya acapkali jadi pembeda hasil akhir laga.

5. Manchester United

Manchester United

Manajer: Ole Gunnar Solskjaer

Pemain Kunci: Bruno Fernandes

Stadion: Old Trafford

Jika United mampu merekrut penyerang sentral yang dapat mencetak 20-30 gol per musimnya serta kukuh di lini belakang mereka bisa jadi calon juara musim ini. Akan tapi mereka tidak memiliki striker nomor 9 itu hingga masuk kuda hitam persaingan juara.

Masuknya Donny van de Beek dari Ajax Amsterdam kian memperkuat lini tengah yang sudah memiliki Paul Pogba dan Bruno Fernandes. Ketiganya bisa jadi kekuatan segitiga tengah permainan Red Devils jika ditempatkan dengan benar oleh Solskjaer.

Kendati demikian kekuatan di lini depan mereka masih tampil inkonsisten. United memang memiliki trio hebat dari musim lalu yang berisikan Marcus Rashford, Anthony Martial, dan Mason Greenwood, tetapi permainan ketiganya memiliki kesamaan.

Ketiganya tipikal striker modern yang bergerak mencari ruang untuk dieksploitasi. Tak ayal mereka butuh penyerang tengah yang dapat mengonversi peluang jadi gol di kotak penalti lawan.

Bruno Fernandes yang menjadi all round player atau pemain yang jadi kunci atau otak permainan akan kembali diandalkan musim ini. Gelandang asal Portugal bisa mencetak gol, mengeksekusi bola mati, hingga mengatur serangan dengan visi dan operan bola akuratnya.

6. Tottenham Hotspur

Son Heung-min dengan Jose Mourinho

Manajer: Jose Mourinho

Pemain Kunci: Harry Kane

Stadion: Tottenham Hotspur Stadium

Jose Mourinho butuh pembuktian usai menjadi juara Premier League terakhir pada 2015. Statusnya sebagai pelatih top Eropa tidak diragukan lagi dengan kesuksesannya meraih trofi (itulah alasan Spurs merekrutnya), namun metode kepelatihannya mulai dipertanyakan karena dianggap telah usang.

The Special One kini sudah melatih tim dari pramusim setelah musim lalu menggantikan Mauricio Pochettino di tengah musim. Dia sudah mengenal timnya lebih baik dan fans Spurs berharap magisnya dalam memberikan trofi terjadi musim ini.

Selama mesin-mesin Spurs seperti Harry Kane, Dele Alli, Son Heung-min, Hugo Lloris, Toby Alderweireld, bekerja dengan baik maka Spurs bisa jadi kuda hitam persaingan titel Premier League.

Terutamanya tiga rekrutan anyar mereka menambah kedalaman skuad: Pierre-Emile Hojbjerg, Joe Hart, Matt Doherty. Hojbjerg memperkuat lini tengah dengan perannya sebagai gelandang bertahan, Doherty untuk sisi kanan pertahanan, dan Hart pesaing bagi Lloris.