Sosok di Balik Kejutan Burnley

Sean Dyche (skysports)

Sean Dyche yang telah menukangi The Clarets sejak tahun 2012, mampu membuktikan bahwa dirinya bisa mengangkat sebuah tim medioker yang dihuni pemain seadanya dengan prestasi membanggakan.

Di tangan Dyche tim Burnley lebih mengutamakan pada kerjasama tim dan kekuatan pada sektor pertahanan. Ia memang dikenal dengan filosofi bertahan. Dengan gaya bermain inilah mereka mampu merepotkan tim-tim mapan di Premier League.

Burnley kerap mengandalkan serangan balik kilat dan kemudian kembali menutup pertahanan dengan rapat. Tak heran mereka acap kali meraih hasil-hasil dengan skor tipis 1-0 pada sejumlah laga yang dijalani.

Musim ini, tim yang bermarkas di stadion Turf Moor menjadi tim yang sedikit dalam hal kebobolan yakni 12 gol ke gawang. Mereka hanya kalah dari tim Manchester United dengan baru kemasukan 11 gol.

Selain itu, pelatih berusia 46 tahun yang memulai karier kepelatihan pada tahun 2011 idengan menangani Watford ini juga berhasil mencatatkan hasil positif yakni meraih enam kemenangan dari delapan laga terakhir di Liga.

Kini, kemenangan Burnley 1-0 atas Stoke City selain sukses menempatkan mereka ke empat besar dengan torehan 31 poin, juga untuk pertama kali mencatatkan posisi tertinggi dalam sejarah Burnley sejak tahun 1975 silam.

“Kalau kamu sudah bermimpi, kamu harus mempersiapkan mimpimu menjadi nyata. Itulah yang kami ingin lakukan saat ini,” ujar Dyche kepada Talksport.

"Kami berusaha memberikan gaya bermain terbaik untuk para pemain. Hari ini kami punya gaya berbeda untuk mendapatkan hasil karena kami harus bertarung, berusaha keras," lanjutnya.

"Kami bukan kekuatan besar, kami adalah tim yang terus berkembang tapi perbedaannya sangat tipis melihat keseluruhan performa tim. Kami setidaknya mampu membawa mereka ke arah yang tepat," pungkasnya.