Foden pun akhirnya mendapat undangan ke akademi milik City yang saat itu dipimpin Jim Cassel. Tak butuh waktu lama bagi Foden untuk bergabung.

Sejak awal, Foden, yang terlihat pendiam dan tak meyakinkan, mampu membuat kagum para pelatih lewat kemampuannya. Lewat skill yang dimilikinya, Foden mampu berkompetisi dengan pemain lain yang lebih tua dan berpostur lebih besar. Kemampuan itu juga yang membuat Foden melesat dan sudah bermain untuk tim U-13 saat usia 10 tahun.

"Suatu hari ada dua pertandingan berjalan, tim U-11 dan U-13. Tim U-11 unggul 9-0 dan terlalu mudah bagi Foden. Saat istirahat, saya meminta dia main untuk tim U-13," kenang Eyre. "Saya ingat, pelatih tim lawan terlihat senang melihat bocah 10 tahun masuk ke lapangan. Kemudian, Phil mencetak gol lewat sundulan."

Butuh 2.031 Hari

Saat usia 11 tahun, Foden menjadi anak gawang saat City menghadapi Swansea City, 15 Agustus 2011. Pada laga itu Sergio Aguero mencetak gol pertamanya bagi City. Selang tujuh tahun kemudian, Foden memberikan assist kepada Aguero di laga Community Shield melawan Chelsea. Ini adalah gol ke-200 Aguero bersama City.

Phil Foden
Debut Phil Foden (bbc)

Saat City menang 1-0 atas Manchester United pada April 2012, yang membawa City ke puncak klasemen, Foden juga bertugas sebagai ball boy. Selang 2.013 hari kemudian, Foden melakoni debutnya bersama tim senior melawan Feyenoord di ajang Liga Champions.

Keputusan Guardiola memainkan Foden di antara pemain senior lain tak lepas dari kekaguman sang manajer sejak awal melihat sang pemain.

"Saat saya tiba di sini, Txiki Begiristain (direktur sepak bola City) bilang kepada saya, Anda harus bertemu seorang pemain, 15 atau 16 tahun. Satu-dua kali latihan, saya katakan kepada Txiki, Anda benar, dia pemain bagus," ujar Guardiola.

"Saya sudah melihat banyak pemain saat menjadi pemain dan sebagai pelatih. Inggris memiliki berlian, dia adalah berkah," lanjut Guardiola yang di awal berusaha menyembunyikan Foden dari sorotan media.

Wajar jika Guardiola menyukai Foden. Pasalnya, Foden bukanlah tipikal pemain Inggris. Dia lebih seperti pemain Spanyol.

"Inggris jarang menghasilkan pemain tipe ini. Foden adalah pertama dalam beberapa generasi. Modelnya lebih seperti pemain Spanyol. Seperti Xavi dan Iniesta," papar Pat Nevin, pengamat sepak bola yang juga eks Chelsea.

Foden yang terikat kontrak hingga 2024, diyakini akan menjadi bagian penting masa depan City. Dia bakal representasi lokal di tengah tim global macam Manchester City.

Dari fans, ball boy, hingga berpeluang meraih treble. Foden adalah bukti kombinasi bakat dan kerja keras bisa membuat mimpi jadi kenyataan.