Jawaban atas bagaimana Liverpool bisa menghabiskan dana sebesar itu dan tetap mematuhi aturan memang rumit dan terperinci, tetapi dapat disederhanakan.

PSR membatasi pengeluaran klub terhadap pendapatan mereka. Dan Liverpool memiliki pendapatan yang besar.

Mereka menghasilkan 614 juta pounds dalam laporan keuangan terakhir mereka.

Telah terjadi kesepakatan sponsor besar, seperti kerja sama baru dengan adidas, yang dilaporkan bernilai hingga 60 juta per tahun selama dekade berikutnya.

Liverpool juga sudah merenovasi Stadion Anfield yang diperluas untuk meningkatkan pendapatan.

The Reds juga telah kebanjiran hadiah uang untuk pencapaian mereka di Premier League, Liga Champions, dan piala domestik dalam beberapa tahun terakhir.

Liverpool juga telah mengelola pengeluaran transfer mereka di beberapa bursa transfer terakhir.

Bahkan dengan pengeluaran besar-besaran untuk tahun 2025 ini, Liverpool hanya berada di peringkat ketujuh di antara klub-klub Premier League untuk pengeluaran bersih sejak 2016-17.

Artinya, jika penjualan pemain diperhitungkan, Liverpool telah menghabiskan lebih sedikit daripada klub-klub seperti Tottenham dan West Ham.

Bayangkan juga betapa kontrasnya musim panas ini dengan tahun lalu, ketika Liverpool hanya mendatangkan Federico Chiesa dengan harga 12,5 juta pounds.

Liverpool juga telah menghasilkan pendapatan yang signifikan dari penjualan pemain.

Musim panas ini, Luis Diaz dijual seharga 65 juta pounds dan Darwin Nunez (56,6 juta).

Penjualan pemain-pemain cadangan seperti Jarrell Quansah (35 juta), Ben Gannon Doak (25 juta), Caoimhin Kelleher (18 juta), dan Tyler Morton (15 juta) juga mendapatkan keuntungan yang substansial.

Dengan semua itu, pengeluaran bersih Liverpool musim ini masih bukanlah yang terbesar.

Arsenal (257 juta) memiliki pengeluaran bersih lebih besar musim panas ini dibandingkan Liverpool.