Rivalitas bermula pada 2023 saat Palmeiras membalikkan defisit tiga gol untuk mengalahkan Botafogo 4-3.

Hasil tersebut membuat Botafogo kehilangan momentum dan ada akhirnya gagal menjadi juara.

Sebaliknya, Palmeiras semakin melesat dan menutup musim sebagai kampiun Brasil.

Sukses Palmeiras memicu ketegangan yang meluas menjadi pertikaian publik antara petinggi klub.

Presiden Palmeiras Leila Pereira menyebut pemilik Botafogo John Textor idiot dan menyarankan agar dia tidak boleh terlibat dalam sepak bola Brasil.

Pernyataan itu keluar menyusul komentar Textor yang menyebut Palmeiras sukses karena selalu diuntungkan wasit.

Sejak saat itu, persaingan kedua kubu semakin panas.

Botafogo berhasil membalas dendam dengan menjuarai Copa Libertadores 2024 setelah menyingkirkan Palmeiras di babak 16 besar.

Ketika keduanya bertemu lagi di liga Brasil di kandang Palmeiras, Botafogo menang lagi dan akhirnya mengamankan gelar ganda domestik.

Sejak kekalahan pada 2023, Botafogo tidak terkalahkan melawan Palmeiras dalam lima pertandingan berturut-turut.

Positif bagi Sepak Bola Brasil

Jelang laga di 16 besar Piala Dunia Antarklub 2025, atmosfer kembali memanas. Bek Botafogo, Alex Telles, menyebut bahwa rivalitas ini menjadi hal positif bagi sepak bola Brasil.

"Itu sangat berarti. Beberapa pertandingan terakhir antara Botafogo dan Palmeiras berlangsung sengit dan intens," kata Alex Telles dikutip dari Reuters.

"Itu adalah persaingan yang sehat untuk sepak bola Brasil."

"Sangat menyenangkan melihat dua tim Brasil saling berhadapan di Piala Dunia Antarklub."