Momen Pahit (buruk)

4. Ribut dengan Eva Carneiro

Eva Carneiro dan Jose Mourinho

Kasus yang berbuntut panjang ketika Jose Mourinho terlihat kesal dengan Eva Carneiro, dokter perempuan tim medis Chelsea medio 2011-2015. Pada 2015 Mourinho kesal dengan Carneiro karena ia langsung masuk ke dalam lapangan untuk mengobati Eden Hazard.

Carneiro hanya menjalankan tugasnya, namun Mourinho tidak suka karena dianggap menganggu ritme laga (pertandingan berhenti sesaat) dan menilai Hazard hanyalah kelelahan, tidak cedera serius.

"Saya tidak suka dengan staf medis saya. Mereka impulsif dan naif. Saya yakin Eden tak punya masalah serius. Dia cedera ringan dan kelelahan," tutur Mourinho kala itu di BBC Sport.

Carneiro setelahnya tak lagi menjadi dokter tim medis Chelsea. Buntutnya, Mourinho dituding melakukan penghinaan terkait gender Carneiro dan memunculkan cerita pro-kontra dari momen tersebut.

5. Tiga Trofi

Begitu cepat fans berubah dari cinta menjadi benci. Pada 2017 lalu Mourinho melatih Man United melawan Chelsea di Stamford Bridge. Fans Chelsea yang tadinya memujinya berbalik 180 derajat dan menyebut Mourinho judas atau pengkhianat.

Mourinho membalasnya dengan gestur angka tiga dengan jari tangan yang mengartikan tiga trofi Premier League dengan Chelsea. Dia masih yakin dirinya manajer terbaik Chelsea karena prestasi yang dipersembahkannya.

"Sampai mereka punya sebuah manajer yang bisa mempersembahkan empat titel Premier League buat mereka, saya masih nomor satu. Sampai saat itu, 'Judas' ini masih nomor satu," tegas Mourinho kala itu.

"Mereka bisa memanggil saya apa pun yang mereka mau. Saya merupakan seorang profesional. Saya membela klub saya. Saya amat bangga dengan para pemain, saya sangat bangga dengan suporter Manchester United."

6. Jadi Musuh Publik pada musim 2015-16

Dari pahlawan menjadi musuh publik nomor satu di Chelsea. Setidaknya itulah beberapa fans melihat Mourinho dengan penuh kekhawatiran tim akan degradasi pada musim 2015-16, apalagi mereka sempat terpaut satu poin dari zona degradasi.

Isu keretakan internal dan pemberitaan miring menerjang klub. Kabarnya, Mourinho menuding pemain-pemainnya memberontak kepadanya agar ia segera dipecat klub. Tuntutan pemecatan itu semakin besar datangnya kepada manajemen karena fans juga menyuarakannya.

Pada akhirnya Mourinho dipecat di periode kedua melatih Chelsea dan ia pergi untuk kedua kalinya dari Stamford Bridge sebagai manajer.