Pengakuan Massimo Moratti hingga Kepergian Ronaldo

Inter sudah dalam kondisi yang tidak bagus jelang laga melawan Lazio. Massimo Moratti, Presiden Inter kala itu, sudah melihat gelagat negatif dari skuadnya dan juga sang pelatih, Hector Cuper.

"Banyak rumor dan desas-desus beredar tentang pertandingan itu dan di hari itu. Saya bisa mengatakan dengan pasti bahwa kami (sudah) kalah selama sepekan sebelumnya. Para pemain yang paling representatif terlalu percaya diri untuk menang dan yakin bahwa Lazio akan dengan mudah menyerah," tutur Moratti, dikutip dari Fox Sports Italia.

"Cuper memiliki perasaan negatif, dia mengulangi 'Kali ini saya juga akan kalah'. Jelas dia tidak memberi tahu para pemain, tetapi sikap dan ekspresinya membuatnya jelas. Singkatnya, tidak ada keseimbangan di ruang ganti."

Morrati tidak terima jika hanya Gresko yang menjadi kambing hitam kekalahan Inter dari Lazio. Sikap para pemain juga tidak dalam kondisi tepat pada laga tersebut.

"Saya mencoba melakukan sesuatu, tetapi sekarang atmosfer yang salah telah tercipta. Itu mengganggu saya bahwa semua orang menyalahkan Gresko dan kesalahannya, bahwa permainan itu hilang dari para pemain kunci yang harus menyeret seluruh tim," imbuh Moratti.

Massimo Moratti

Berbeda pendapat dengan Moratti, Zaccheroni justru menilai Cuper salah dalam menerapkan taktik dan tidak memainkan Clarence Seedorf.

"Kala itu Inter yang salah pendekatannya, di beberapa poin saya merasa memberitahu Cuper, dia seharusnya memainkan Seedorf yang setidaknya tahu bagaimana cara membaca permainan," ucap Zaccheroni.

Cuper tidak memainkan Seedorf dan dari bangku cadangan dia menurunkan Emre Belozoglu, Mohamed Kallon, dan Stephane Dalmat.

Siapa sangka, laga ikonik Serie A itu menjadi laga terakhir El Fenomeno bersama Inter yang sudah diperkuatnya dari 1997. Ronaldo tidak punya hubungan yang baik dengan Hector Cuper dan Moratti lebih memilih Cuper ketimbang dirinya.

"Di (Inter) Milan saya sangat senang. Saya merasakan kasih sayang tanpa syarat dari para penggemar dan dari seluruh dunia," ungkap Ronaldo kepada DAZN.

"Kami memiliki Cuper sebagai pelatih, tetapi saya tidak bisa melanjutkan. Saya telah berbicara dengan Moratti dan saya berkata kepadanya 'Entah dia (Cuper) pergi atau saya pergi, kami tidak bisa melanjutkan'."

"Kisah saya dengan Inter berakhir buruk, dia lebih memilih Cuper daripada saya. Kisah saya dengan Real Madrid dimulai di sana."

Ronaldo Inter Milan

Inter barangkali menyesalinya. Pasalnya, Ronaldo setelahnya menjadi juara Piala Dunia dengan Brasil dan menjadi top skor dengan delapan gol. Kisah legendarisnya dengan Real Madrid pun dimulai.

18 tahun berlalu, Inter kembali ke Stadio Olimpico, markas Lazio, dalam lanjutan pekan 24 Serie A, Senin (17/02) dini hari WIB. Berbeda dari 2000, Lazio kini juga memiliki peluang untuk memenangi Scudetto. Mereka di urutan tiga di bawah Inter dan Juventus dengan jarak satu poin.