Persaingan semakin menarik setelah Jianhua dan Sidek tersingkir di perempat final. Hebatnya, terdapat tiga pebulu tangkis Indonesia yang lolos ke semifinal Olimpiade 1992.

Selain Ardy, terdapat Hermawan Susanto dan Alan Budikusuma. Final antara sesama pebulu tangkis Indonesia pun tercipta antara Ardy melawan Alan.

Alan pun keluar sebagai pemenang medali emas setelah menang dua gim langsung, 15-12, 18-13. Padahal, Alan kurang diunggulkan dibanding kedua rekannya karena sempat tampil inkonsisten.

Sementara di sektor tunggal putri, Indonesia menurunkan dua pebulu tangkis. Pertama adalah Susy Susanti, lalu Sarwendah Kusumawardhani.

Alan Budikusuma dan Susy Susanti

Susy mendapat keuntungan dengan langsung lolos ke babak kedua. Di sana, dia bertemu pebulu tangkis Jepang, Harumi Kohara, yang dilibas 11-2, 11-2.

Praktis selama Olimpiade 1992 Susy tidak pernah kehilangan poin sampai lolos ke final. Di semifinal, jagoan China, Huang Hua, dibuatnya bertekuk lutut dengan skor 11-14, 11-1.

Baru pada laga puncak Susy mendapat perlawanan berat. Adalah pebulu tangkis Korea Selatan, Bang Soo-hyun, yang merepotkan Susy meski akhirnya menang 5-11, 11-15, 11-13.

Total, lima medali didapatkan Indonesia dari total 16 yang diperebutkan. Rinciannya adalah masing-masing dua medali emas dan perak, serta satu medali perunggu.

Lima tahun setelah Olimpiade 1992, dua peraih medali emas pertama Indonesia, Susy Susanti dan Alan Budikusuma, menikah. Tak lama berselang Susy memutuskan untuk gantung raket.

Barcelona merupakan tempat terjalinnya cinta untuk Indonesia dengan medali Olimpiade untuk pertama kali. Tempat yang sama juga menjadi saksi bisu kesuksesan Indonesia memboyong medali emas ajang empat tahunan tersebut.