Diego Maradona

Maradona juga mempererat hubungan antara pemain. Maradona dengan mudah menjalin relasi bersama pemain lainnya.

Maradona pernah membelikan Monchi jam Rolex yang asli setelah melihat sang rekan mengenakan Rolex palsu. Beberapa pemain lain pun dikabarkan pernah mendapatkan mobil dari Maradona.

"Itu adalah kegembiraan dan kebahagiaan. Kedatangan Maradona di Seville merupakan langkah penting. Itu momen bagi tim," ujar Diego Simeone seperti dilaporkan Sky Sports.

"Banyak anak muda yang merasa dilindungi olehnya. Itu membuat kami tumbuh dan saya bersyukur atas apa yang dijalani bersama Maradona," terang pelatih Atletico Madrid tersebut.

Maradona pun membuat para pemain Sevilla sadar jika kemampuannya belum habis. Ia pernah meremas kertas bungkus sandwich untuk dijadikan bola dalam melakukan juggling.

"Dia melakukannya beberapa kali saat latihan. Dia melihat lemon di tanah dan akan mengambilnya dengan kaki. Dia menahannya sampai bosan," terang pemain Sevilla lainnya, Rafael Paz.

"Ada yang mencoba ketika Maradona tidak ada di sana. Namun, itu mustahil," tutur Rafa Paz.

Akan tetapi, seiring berjalannya waktu, ego Maradona kembali tumbuh. Apalagi, Sevilla tidak menjadikan Maradona sebagai pemain spesial dibanding saat di Napoli.

Ketika masih memperkuat Il Partenopei, Maradona bisa dengan sesuka hati melakukan perjalanan untuk memperkuat Argentina. Namun, ketika di Sevilla, Maradona tidak mendapatkan kebebasan tersebut. Kultus sang pemain mulai terkikis. Maradona diperlakukan seperti pemain lainnya.

Diego Maradona

Akhirnya, keributan dengan dewan direksi pun pecah. Pada Februari 1993, Maradona menuntut izin untuk memperkuat tim nasional Argentina melawan sang rival bebuyutan, Brasil, dalam pertandingan peringatan 100 tahun AFA. Kemudian, Maradona juga ingin tampil melawan Denmark yang berstatus juara Eropa pada laga Grand Artemio Franchi Cup.

Sevilla merespons permintaan Maradona dengan nada ketus. Los Palanganas hanya mengizinkan Maradona tampil pada satu pertandingan.

Namun, Maradona tetap nekat. Ia unjuk gigi dalam dua pertandingan tersebut. Akibatnya, Maradona tidak fit ketika Sevilla menantang UD Logrones. Dewan direksi Sevilla pun geram dengan kejadian tersebut.

Sejak saat itu, bola salju masalah terus bergulir semakin besar. Maradona melewati batas kecepatan saat mengendari Porsche miliknya usai menghadiri pesta di klub malam.

Akibat kejadian tersebut, presiden Sevilla, Luis Cuervas, menyewa detektif swasta untuk membuntuti gerak-gerik Maradona dan menjaganya agar tetap berada dalam jalur kebenaran. Namun, Maradona bisa mencari celah untuk tetap melakukan hal yang diinginkan.

Harmoni yang terjalin antara Maradona dengan Bilardo pun putus. Keduanya terlibat keributan pada pertandingan melawan Real Burgos.

Saat itu, Sevilla sedang memimpin 1-0 pada babak pertama. Maradona meminta kepada Bilardo untuk menariknya keluar karena tak tahan lagi dengan masalah lutut yang menerpa.

Walakin, sang pelatih meminta Maradona menerima suntikan penghilang rasa sakit agar tetap bisa bermain pada babak kedua. Keinginan tersebut pun ditolak El Diego.

Pada akhirnya, Maradona kesulitan membantah permintaan Bilardo. Ia pun mendapatkan beberapa suntikan untuk menghilangkan rasa sakit.

Diego Maradona

Akan tetapi, Maradona hanya bertahan beberapa menit pada babak kedua sebelum akhirnya digantikan. Saat keluar lapangan, Maradona terlihat memandang Bilardo dengan sinis.

Puncak dari keributan pecah usai pertandingan. Maradona melontarkan sumpah serapah kepada Bilardo. Bahkan, Maradona mengklaim keduanya saling menyerang dengan tendangan.

Seiring berjalannya waktu, air tuba semakin mengotori air susu. Pada sisi berlawanan dari Maradona terlihat pelatih, dewan direksi, dan juga suporter.

Dengan perselisihan soal gaji dan kata-kata tidak menyenangkan yang terus dituliskan setiap hari ketika kedua pihak berada dalam paragraf yang sama, Maradona merasa tak pernah mendapatkan cinta seperti saat di Napoli.

Akhirnya, Maradona keluar dari Sevilla dalam tempo kurang dari satu tahun. Wakil presiden Sevilla, Jose Maria del Nido, memberikan salam perpisahan dengan menyebut Maradona lebih cocok bermain golf.

Terlepas dari sejumlah percikan selama Maradona ada, tetapi Sevilla berada di tempat yang lebih baik. Sevilla bercokol pada posisi ketujuh klasemen akhir LaLiga. Posisi tersebut lima tempat lebih atas dibanding musim 1991-1992.

Menjelang akhir perjalanannya, Maradona kembali ke rumah bersama Newell's Old Boys selama satu musim dan kemudian menuju Boca Juniors selama dua musim.

Usai karier Diego Maradona yang berliku terukir penuh, Sevilla sering dianggap sebagai destinasi terburuk. Maradona tak merasakan cinta diberikan secara utuh, pada sisi lain Sevilla menilai Maradona hanya bikin ambruk.