Lagi-lagi Rockets keluar sebagai pemenang dengan Olajuwon kembali meraih MVP Final NBA. Tidak tanggung-tanggung, Rockets menang empat seri tanpa balas.

Menariknya, musim NBA 1995 merupakan saat ketika Olajuwon memutuskan untuk berpuasa meski harus bertanding. Seperti diketahui, sebelumnya dia memilih tidak puasa saat hari pertandingan.

"Berpuasa adalah pola pemikiran spiritual yang memberikan Anda stamina untuk bermain. Dengan bantuan Allah, saya selalu lebih kuat dan berenergi saat Bulan Ramadan," kata Olajuwon dalam sebuah wawancara.

"Saya berdiskusi dengan Mahmoud Abdul-Rauf (juga pemain NBA). Ketika Anda sedang dalam perjalanan, Anda bisa menundanya. Namun, menarik apabila kami bisa berpuasa, lebih menarik," katanya.

Tentunya bukan perkara mudah bagi pebasket NBA di era 1990an untuk berpuasa. Apalagi Olajuwon harus berhadapan dengan pemain macam Michael Jordan, Patrick Ewing, dan Charles Barkley.

Hakeem Olajuwon

Alhasil, pujian mengalir dari rekan satu timnya seperti Robert Horry. "Dalam 48 menit pertandingan dan dia bermain dalam 42 di antaranya. Dia tidak bisa meminum air, itu fenomenal," puji Horry.

Selain berpuasa di Bulan Ramadan, Olajuwon juga terkenal sebagai sosok yang religius. Ketika tidak bertanding, dia mengaku menghabiskan waktu di Masjid dan mempelajari Al-Qur'an.

"Saya mempelajari Al-Qur'an setiap hari. Di rumah, di Masjid, juga di pesawat. Sebelum dan sesudah pertandingan. Saya mempelajari hal baru setiap membuka lembarannya," tutur Olajuwon.

Kesuksesannya di NBA membuat Olajuwon menjadi wajah muslim di Amerika Serikat pada 1990an. Seperti saat ini, banyak kesalahpahaman mengenai Islam di Amerika Serikat kala itu.

Alhasil, bagi masyarakat Muslim di Amerika Serikat, Olajuwon adalah panutan dan simbol. Bukan sekadar The Dream (julukannya), bagi mereka, Olajuwon adalah arti nyata dari American Dream.