Sepanjang play off, Alcindor menorehkan 26,6 poin, 18,2 rebound, serta 5,1 assist per pertandingan. Jumlah tersebut membuatnya semakin menjadi sorotan media.

Sampai tiba akhirnya Alcindor dan Bucks lolos ke final NBA 1970-1971. Pada laga puncak, mereka ditantang jagoan dari wilayah Timur NBA, Baltimore Bullets.

Di luar dugaan Bullets takluk mudah dari Bucks, empat laga tanpa balas. Pada pertandingan terakhir Alcindor menorehkan 27 poin, 12 rebound, serta 7 assist.

Menariknya, satu hari setelah final NBA 1971, Alcindor berganti nama menjadi Kareem Abdul-Jabbar. Dia memilih nama itu karena memiliki arti Yang Mulia, Pelayan Tuhan Yang Mahakuasa.

Kareem Abdul-Jabbar

Sejatinya Abdul-Jabbar telah memeluk Islam sejak masih di UCLA. Namun, dia baru mengubah nama setelah memenangi cincin NBA dengan alasan ingin menghargai leluhurnya yang beralasan dari Afrika.

"Orang tua saya tidak senang saat saya memeluk Islam. Mereka memang bukan orang-orang yang taat beragama, tetapi mereka membesarkan saya sebagai pemeluk Nasrani," ujar Abdul-Jabbar pada wawancara saat itu.

"Keputusan mengganti nama muncul untuk menentang perbudakan terhadap leluhur saya. Alcindor adalah orang Prancis yang membawa keluarga kami ke Amerika Serikat. Sedangkan saya keturunan Nigeria," lanjutnya.

Nama Abdul-Jabbar semakin berkibar saat pindah dari Bucks ke Los Angeles Lakers pada 1975. Duetnya dengan Magic Johnson mempersembahkan lima cincin NBA tambahan.

Abdul-Jabbar pensiun sebagai pebasket pada 1989. Hingga saat ini, torehan poin terbanyak NBA masih menjadi miliknya dengan total 38.387 angka.