Semua Berawal dari Keputusan Presiden Kontroversial Atletico Madrid, Jesus Gil

Jesus Gil

Beberapa waktu lalu, Marca, media asal Spanyol, membahas soal HBO Spanyol yang menayangkan video dokumenter mengenai Jesus Gil. “Hesus Gil” begitu ucapan yang betul ketika membicarakan eks Presiden Atletico Madrid dan Walikota Marbella itu.

Jesus Gil merupakan ayah dari Presiden Atletico saat ini, Miguel Angel Gil Marin. Dia sosok terkenal pada sepak bola Spanyol era 80 dan 90-an karena karakternya yang esentrik dan ucapannya yang kontroversial kepada awak media.

Beberapa ucapan dan tindakkan kontroversialnya seperti pukulan kepada Caneda di depan markas LaLiga, lalu ucapannya soal rasialisme “Hitam sepanjang hari sangatlah buruk, warna bukan masalah”, serta mengenai Diego Simeone, “Simeone dapat dibunuh karena dia orang India (suku asli Amerika)”, merupakan beberapa contoh kontroversi yang dibuat Jesus Gil.

Raul Gonzalez di tim muda Atletico Madrid

Tapi, tidak ada yang lebih legendaris lagi ketimbang ucapannya pada 1991 mengenai tim U-15 Atletico Madrid, “Mereka ini anak-anak saya – tim yang Anda lihat ini merupakan juara Spanyol: mereka memenangi liga dengan torehan 264 gol dalam 22 laga.”

Satu sosok anak bertubuh kecil ditunjuk Gil di dalam timnya itu, dia adalah Raul Gonzalez, “Coba lihat ke sini, kapten saya, Raul Gonzalez – 55 gol!” ucap Gil dengan penuh kebanggaan. “Ingat namanya – dia akan jadi pemain fenomenal.”

Ucapan Gil memang menjadi kenyataan. Raul jadi sosok yang fenomenal, tapi, bukan untuk Atletico melainkan Real Madrid. Uniknya, kepergian Raul dari akademi Atletico terjadi karena keputusan Jesus Gil pada 1991.

Gil memutuskan untuk mengurangi jumlah tim muda Atletico, yang memiliki delapan klub kala itu, hingga menyisakan dua tim: tim U-19 dan U-15 Atletico, yang kemudian bernama Atletico Chopera. Pengurangan itu dilakukan untuk menyeimbangkan finansial Atletico.

Tim muda Atletico Madrid

Pasalnya saat itu, pembangunan tim muda menghabiskan hampir setengah juta euro (kala itu nominal tersebut terbilang mahal). Betapa ketatnya Atletico menyeimbangkan keuangan berdampak kepada pelatih-pelatih yang tidak menerima gaji, pemain-pemain muda tidak dapat ongkos bepergian dari tempat asalnya.

Imbasnya, pemain-pemain muda potensial Atletico pergi. Salah satunya tentu saja Raul Gonzalez. Real Madrid menampungnya dan memasukannya di Real Madrid C. Perlahan tapi pasti, Jorge Valdano mempromosikannya ke tim utama.

Belajar banyak dari duet legendaris, Ivan Zamorano dan Emilio Butragueno, Raul perlahan dintegrasikan ke tim utama dan setelahnya menjadi sejarah yang tak lekang oleh waktu. Raul menjadi pemain fenomenal, tapi tidak untuk Atletico Madrid.

Generasi Raul tidak mengukir sejarah mereka di Atletico karena keputusan Jesus Gil, tapi Atletico memiliki perwakilan generasi berikutnya: Fernando Torres. El Nino jadi kapten termuda Atletico pada musim 2003-04 pada usia 19 tahun.