Ironis, gaji besar, tapi tidak mampu memberikan trofi sama sekali musim ini. Parahnya lagi, pasca kekalahan dari Chelsea, Mourinho malah memilih untuk mengkritisi permainan Chelsea asuhan Antonio Conte, serta permintaan Lukaku yang belum siap diturunkan sebagai starter pasca pulih dari cedera engkel.

"Ketika seorang pemain memberitahu Anda dia tidak siap untuk dimainkan dan memulai laga, maka pertanyaannya adalah 'Berapa menit Anda pikir dia dapat bermain?' Tapi, bagaimana bisa saya meyakinkan pemain yang memberitahu saya bahwa dia belum siap bermain. Ini tidak masuk akal," ucap Mourinho.

Itu baru salah satu contoh dalih Mourinho yang diutarakan kepada media perihal kritikannya kepada pemain. Belum lagi kasusnya ketika mengkritik Luke Shaw dan Paul Pogba, atau "serangannya" kepada Conte. Fans Man United lambat laun bisa jenuh dengan komentar-komentarnya tersebut.

Man United terakhir meraih titel Premier League pada tahun 2013. Sejak saat itu, peraih 20 titel Premier League tampil inkonsisten di era Moyes dan Van Gaal. Kekhawatiran fans semakin menjadi. Mereka khawatir Man United akan mengalami periode sulit pasca era Ferguson yang pensiun di tahun 2013.

Tak ayal, musim 2018/19 akan jadi kesempatan terakhir untuk Mourinho meyakinkan fans, bahwa dia masih sosok yang tepat untuk membangkitkan Man United. Bukan dengan celotehan yang biasa keluar dari mulutnya, melainkan dengan trofi prestisius (Premier League atau Liga Champions) dan permainan yang meyakinkan.