Terdapat beberapa hal yang mungkin bisa menjadi alasan para pembalap tidak konsisten seperti biasanya. Alasan tidak ada penonton tentu tidak bisa terlalu mereka kedepankan.

Akan tetapi, libur (baca: jeda) kompetisi yang terlalu lama bisa menjadi alasan utama. Biasanya, musim MotoGP berakhir pada November dan Februari mereka sudah memulai persiapan musim baru.

Sayangnya pandemi virus corona membuat musim 2020 baru digelar pada Juli. Tentu jarak lima bulan libur tambahan berpengaruh secara tidak langsung berpengaruh kepada para pembalap.

Entah dari segi fisik, mental, hingga munculnya rasa canggung saat mengendarai motor. Maklum, berbeda dengan di Indonesia, di Eropa sana motor bukanlah alat transportasi utama.

Ditambah lagi tidak mungkin rasanya pembalap profesional seperti mereka turun pada balap liar. Selain berpotensi masuk bui, terlalu berisiko menderita cedera.

Fabio Quartararo

Selain itu, mungkin sedikit banyak absennya Marquez mengurangi motivasi pembalap lain. Bagaimana pun, mereka ingin memenangi MotoGP dengan mengalahkan pembalap terbaik saat ini, bukan ketika dia absen.

Parahnya lagi, Michelin selaku penyedia ban resmi MotoGP juga masih bermasalah dengan ban mereka. Tak sedikit pembalap yang mengeluhkan performa ban mereka.

Melihat jalannya MotoGP 2020, saya rasa memang semua pembalap ingin memenangi balapan, tetapi tak ingin memenangi kejuaraan dunia. Menilik klasemen saat ini, peluang Mir menjuarai MotoGP 2020 tanpa memenangi satu seri pun bisa menjadi kenyataan.

Andai Mir memenangi MotoGP 2020 tanpa menjuarai satu balapan pun, dia akan menorehkan catatan di ajang balap motor tersebut. Sebelumnya pembalap dengan kemenangan paling minim yang menjadi juara dunia adalah dua.

Leslie Graham melakukannya pada 1949, Umberto Masetti pada 1950 dan 1952. Paling segar dalam ingatan kita bersama adalah ketika Nicky Hayden menjuarai MotoGP 2006.

Pada akhirnya, tanpa mengurangi rasa hormat, aneh rasanya jika Mir memenangi MotoGP hanya karena poin. Sama saja ketika melihat pertandingan tinju yang dimenangi tanpa ada petarung yang terjatuh.