Pengagum Nemanja Matic, Terinspirasi Yaya Toure, dan Menapaki Jalan Dejan Stankovic

"Tekanan? Saya suka tekanan karena tekanan mengeluarkan kemampuan terbaik saya. Di saat itulah (tertekan) ketika saya merasa yang terbaik dan memberikan usaha maksimal di lapangan pertandingan - mereka yang mengenal saya dapat mengonfirmasinya."

Ucapan Milinkovic-Savic itu memperlihatkan keyakinannya akan ekspektasi tinggi kepadanya menjelang perhelatan Piala Dunia 2018. Serbia berada di grup E bersama Swiss, Kosta Rika, dan Brasil.

Masuk ke dalam starting eleven Serbia tidak akan semudah membalikkan telapak tangan untuk Milinkovic-Savic. Faktanya, dia baru mengemas empat caps untuk Serbia dan masih harus bersaing dengan kompatriot seniornya, Nemanja Matic dan Luka Milivojevic, untuk bermain di lini tengah. Milivojevic telah memiliki 27 caps dan Matic 40 caps.

"Saya sepenuhnya siap untuk Rusia (Piala Dunia). Jika saya harus bekerja untuk mendapatkan kepercayaan pelatih Krstajic, maka saya akan melakukan yang terbaik untuk mendapatkannya," timpal Milinkovic-Savic yang tidak gentar bersaing dengan gelandang lainnya.

Milinkovic-Savic memang tidak perlu terlalu khawatir tidak dapat bermain di Piala Dunia 2018. Apabila Krstajic memainkan pola 4-2-3-1, maka Milinkovic-Savic dapat bertindak sebagai gelandang serang di belakang penyerang tunggal tanpa harus mengorbankan Milivojevic dan Matic.

Peran tersebut dapat memaksimalkan potensi Milinkovic-Savic yang mendeklarasikan dirinya sebagai playmaker. "Saya bisa melihat diri saya sebagai playmaker di masa depan. Dengan peran inilah saya ingin banyak bermain, penampilan saya dengan Lazio musim ini telah membuktikannya," ujar Milinkovic-Savic.

Memiliki postur tinggi menjulang 1,91 meter, Milinkovic-Savic juga memiliki keunggulan dalam duel bola udara. Namun, sebagaimana dicantumkan Whoscored, Milinkovic-Savic juga memiliki kemampuan untuk melepaskan tendangan jarak jauh dan bola terobosan yang kerap membuka pertahanan lawan. Dalam perannya ini, Milinkovic-Savic bisa mengikuti jejak Dejan Stankovic, yang juga handal melepaskan tendangan jarak jauh dan operan dengan akurasi tinggi.

Bagi Anda yang belum mengenalnya, Stankovic adalah legenda Inter Milan yang telah mengemas 103 caps dengan Serbia - pengemas jumlah penampilan terbanyak di Serbia. Stankovic bermain untuk timnas dari tahun 1998 hingga 2013.

Ketika ditanya lebih lanjut oleh FIFA (10/6), uniknya, Milinkovic-Savic bukanlah pengagum Stankovic, melainkan Matic. Milinkovic-Savic juga mendeskripsikan dirinya sebagai Yaya Toure, gelandang asal Pantai Gading yang baru ini meninggalkan Manchester City.

"Segala perbandingan hanya membuat saya tersipu. Meski begitu, saya melihat diri saya lebih seperti Yaya Toure. Sementara untuk idola saya, saya dapat berkata saya selalu menyaksikan dan belajar dari Nemanja Matic," lanjut Milinkovic-Savic.

Secara tak langsung, Milinkovic-Savic bisa disebut sebagai kombinasi Toure-Matic. Keduanya sama-sama memiliki tubuh tinggi, namun permainan yang berbeda. Toure gelandang yang direct (langsung) dalam permainannya dengan kecenderungannya berlari dari lini tengah, untuk menerobos dan melakukan penetrasi ke pertahanan lawan. Sedangkan Matic, lebih seperti petarung yang melapis lini belakang dan kerap memulai transisi dari bertahan ke penyerangan.

Sangat menarik menanti Milinkovic-Savic bermain di Piala Dunia. Jutaan pasang mata akan menjadi saksi permainan yang belakangan ini terus menjadi buah bibir di Eropa.