Memahami Ozil

Dari penyataannya di masa lalu, Arteta terlihat bisa mengerti Ozil. Dia memahami apa yang dialami sang bintang.

Pada debut kandang bersama Arsenal, melawan Chelsea, jelas terlihat Ozil akhirnya bisa bermain di bawah manajer yang percaya kepadanya. Hal itu bisa terlihat di atas lapangan. Betapa elegannya Ozil bermain dan mengatur tempo permainan saat Arsenal unggul 1-0.

Akan tetapi Arsenal ambrol. Ozil digantikan pemain muda Joe Willock dan Arsenal gagal meraih poin setelah Chelsea mampu membuat dua gol di tujuh menit terakhir.

Meski menelan hasil pahit, ada harapan dari laga melawan Chelsea, terutama bagi Ozil. Dia kini memiliki manajer yang paham kualitas uniknya. Tapi di sisi lain, Arteta juga tidak akan memberi ampun jika Ozil seenaknya. Sikap ini tidak lepas dari tiga setengah tahun menjadi tangan kanan Pep Guardiola di Manchester City. Seperti diketahui Guardiola selalu menuntut pemainnya tampil total setiap saat.

"Saya akan memainkannya. Itu jika saya melihat sikap dan kemauannya. Jika dia dalam kondisi bagus, saya akan memilihnya. Tetapi seketika itu berubah, dia tidak akan bermain," tegas Arteta menjelang laga melawan Manchester United.

Jika melihat dari keberhasilan Arsenal menekuk United 2-0, Ozil menjawab tantangan dari Arteta. Dalam laga tersebut Ozil memimpin permainan Arsenal. Bahkan dia menjadi pemain Arsenal dengan area jelajah terluas, 11,53 kilometer. Itu menjadi angka tertinggi Ozil dalam dua tahun terakhir. Seusai laga, Arteta langsung menghampiri Ozil dan mengucapkan selamat.

"Itu yang selama ini saya katakan. Dia membutuhkan struktur kolektif, organisasi, dan sokongan rekan setim. Saat ini hanya ada satu dua pemain yang bisa melakukan sepertinya," ujar Arteta.

"Dia membutuhkan bantuan. Dia butuh tim yang bermain dengan cara tertentu untuk menfasilitasi kekuatannya. Itu yang sedang kami coba," lanjut Arteta.

Misi Ozil yang diusung Arteta sudah mulai memperlihatkan hasil. Menarik ditunggu bagaimana kiprah Ozil, Arteta, dan Arsenal ke depannya.