Kesalahan ini berdampak pada mental pemain Brasil, terutama Fabricio Bruno.

Buktinya, Bruno kembali melakukan kesalahan ketika berusaha menghalau tendangan Keito Nakamura.

Upaya sapuannya tidak berhasil dan bola tetap bersarang ke gawang Brasil.

Permainan Brasil semakin tidak terkendali dan Jepang mampu menambah gol pada menit ke-72 lewat Ayase Ueda.

Tentang kekalahan ini, Ancelotti langsung menyoroti mental tim asuhannya yang lembek.

Pelatih asal Italia itu mendesak para pemainnya untuk mengembangkan ketahanan mental yang lebih baik.

Ancelotti menekankan pentingnya belajar dari kesalahan dalam mempersiapkan skuadnya untuk Piala Dunia tahun depan.

Meski menunjukkan tanda-tanda kemajuan dalam beberapa pertandingan terakhir, bagi Ancelotti kekalahan dari Jepang mengungkap kelemahan Tim Samba.

"Tidak, semuanya tidak baik-baik saja. Ketika tim kalah, kami kecewa, dan itu wajar," ujar Ancelotti dikutip dari Reuters.

"Semua orang kecewa. Saya tidak suka kalah, begitu pula para pemain. Kami harus belajar dari kekalahan ini, seperti yang selalu kami lakukan dalam sepak bola."

"Sampai kesalahan (Fabricio) Bruno pada gol pertama, pertandingan berjalan dengan baik," jelas Ancelotti.

"Setelah itu, mental tim berantakan. Itu adalah kesalahan terbesar tim," ujarnya.

"Saya rasa babak kedua secara keseluruhan tidak buruk, tetapi kesalahan itu terlalu berdampak pada mental para pemain."

Ketika ditanya apakah kesalahan semacam itu dapat memengaruhi pemilihan skuad untuk Piala Dunia, Ancelotti menepis anggapan tersebut.

"Kesalahan individu tidak memengaruhi kehadiran pemain dalam tim. Yang harus kami evaluasi adalah reaksi tim setelah kesalahan," lanjut Ancelotti.

"Reaksi pemain saat ini tidak baik karena kami kehilangan sedikit keseimbangan di lapangan. Ini pelajaran yang bagus untuk masa depan," ujarnya.

"Di Piala Dunia, kami harus menemukan keseimbangan. Kami harus belajar dari kesalahan."