Metronom di Lini Tengah

Jordan Veretout

Jika harus menggambarkan performa Veretout maka ia seperti halnya Pirlo atau Jorginho, gelandang Chelsea. Posisi terbaiknya gelandang sentral, tapi Veretout juga bisa ditempatkan sebagai gelandang bertahan (jangkar) dan bahkan gelandang serang sayap kiri.

Veretout menjadi salah satu pemain terbaik Fiorentina musim lalu, selain Federico Chiesa, melalui kontribusi lima gol dan tiga assists yang membantu Fiorentina selama dari jerat zona degradasi.

Kemampuan utama Veretout adalah mengoper bola akurat dengan visi bermainnya. Dia rata-rata melakukan 55 operan per laga - tertinggi di antara rekan setim. Plus, menurut Whoscored, Veretout juga suka memainkan bola lambung untuk menjaga tempo bermain.

Permainan bola lambung itu sangat berguna dalam melakukan transisi bermain dari bertahan ke penyerangan. Begitu juga kala membangun serangan untuk mengeksploitasi buruknya pertahanan lawan.

Seiring kepergian Aaron Ramsey ke Juventus, Arsenal memang membutuhkan satu tambahan gelandang anyar. Veretout bisa mengimbangi Granit Xhaka, Lucas Torreira, dan Matteo Guendouzi, sebagai gelandang yang menekan lawan dalam fase bertahan.

Premier League juga bukan liga yang asing lagi bagi Veretout. Dia pernah memperkuat Aston Villa pada 2015-2017 - dipinjamkan ke AS Saint-Etienne pada musim 2016-17, namun di sana Veretout dicap pemain gagal (flop).

Selayaknya Mohamed Salah yang gagal di Chelsea, lalu berkembang di Fiorentina dan AS Roma, kemudian sukses di Liverpool, Veretout kini sudah siap mencoba peruntungan keduanya di Premier League. Tentu saja jika ia memilih gabung Arsenal.