Tidak ada yang membantah ketangguhan mental Navas. Hal ini tidak lepas dari perjalanan kariernya yang terbilang menarik.
Keylor mendarat di Real Madrid setelah tampil luar biasa bersama Kosta Rika di Piala Dunia 2014 Brasil. Navas bergabung dengan Madrid setelah sebelumnya berpertualang di klub Spanyol lain macam Albacete dan Levante.
Di Madrid, Navas sejatinya diplot sebagai pelapis Iker Casillas. Semusim kemudian, Casillas memutuskan hengkang. Tidak ada pilihan lain, Madrid memberi kepercayaan posisi kiper utama kepada Navas.
Rencana ini semula ditentang habis-habisan oleh suporter Madrid yang menginginkan kiper Manchester United, David de Gea sebagai pengganti Casillas.
Meski pada awalnya ditentang publik, Navas berhasil mengambil hati fans usai membantu Madrid menjuarai Liga Champions. Pencapian yang kembali diulanginya dua musim berikutnya.
Namun, apa yang diberikan Navas kepada Madrid sepertinya belum cukup. Tiap kali bursa transfer dibuka, nama Navas selalu muncul sebagai salah satu pemain yang bakal dilepas. Tapi, tiap bursa transfer ditutup, Navas masih berkostum Los Blancos dan berulang kali menjadi penyelamat.
Penampilan Keylor Navas sangat konsisten. Di luar lapangan, dia menunjukkan kepribadian santun. Navas memiliki kualitas, ambisi, dan mental juara. Semua itu diikuti sifat rendah hati yang mampu merebut simpati.