3. Sentuhan yang Berpotensi Diberikan Sarri kepada Chelsea

Sudah pasti perubahan gaya bermain Chelsea akan disaksikan langsung oleh fans, pasca dua musim terakhir bermain sangat disiplin dan hati-hati di bawah arahan Conte. Membandingkan Conte dengan Sarri ibarat dua kutub yang berbeda.

Conte membangun permainan dengan kekuatan yang solid di lini belakang, lalu mengombinasikannya dengan permainan efisien ketika membangun serangan dalam taktik 3-5-2 atau 3-4-3. Nah, Sarri sepenuhnya berbeda dari segi filosofi bermain yang diusungnya.

Penyerang sayap lincah seperti Eden Hazard, Pedro Rodriguez, dan Willian, akan jadi pemain yang bahagia di bawah asuhan Sarri. Dia sukses mengoptimalkan kemampuan Jose Callejon, Dries Mertens, dan Lorenzo Insigne - semuanya penyerang sayap - di Napoli.

Selain itu, kontribusi dari dua full-backs juga bisa dimaksimalkan Sarri ketika naik membantu serangan (overlap). Sarri disinyalir tidak akan memainkan bek sayap seperti Conte, melainkan full-back murni dalam taktik empat bek sejajar.

4. Kekurangan Sarri

Tiga kekurangan terbesar Sarri yang terlihat mencolok di Napoli adalah: kurangnya rotasi pemain, taktik yang monoton, dan kurangnya kepercayaan kepada pemain muda. Statistik berikut ini cukup menjelaskannya.

Napoli pada akhir musim 2017/18 memiliki 11 pemain yang bermain lebih dari 2.000 menit di Serie A, enam di antaranya bermain lebih dari 3.000 menit. Sebaliknya juara Serie A, Juventus tidak punya satupun pemain yang bermain sebanyak 3.000 menit.

Alhasil, kurangnya rotasi pemain itu menyebabkan keletihan dan kelelahan pemain Napoli jelang akhir musim. Pemain-pemain muda yang diharapkan berkembang seperti Amadou Diawara dan Marko Rog bahkan sama sekali tidak berkembang, karena jarang bermain.

Selain itu, kecenderungan bermain dengan taktik 4-3-3 juga menjadi titik lemah Sarri, karena saat permainan itu dibaca lawan, dia tidak memiliki rencana alternatif selain mengubah komposisi pemain dengan pemain dari bangku cadangan.

Lanjut Baca lagi