Pergerakan Efisien Pukki dengan atau Tanpa Bola

Pukki memiliki kedekatan dengan striker PSM Makassar, Eero Markkanen. Keduanya sama-sama membela timnas Finlandia. Pukki telah mengemas 20 gol dari 76 caps, sementara Markkanen dua gol dari 17 penampilan.

Kedekatan keduanya dapat dilihat dari unggahan di akun Instagram Markkanen @eeromark. Dia ikut senang kala Pukki mencetak hat-trick gol ke gawang Newcastle dan menuliskan hastag #PukkiParty.

Sayang, nasib keduanya berbeda. Pukki dalam momentum bagus bersama Norwich dan timnas Finlandia, sementara Markkanen dirumorkan pergi dari PSM dan tidak dipanggil masuk timnas di jeda internasional bulan September ini.

Baca Juga:

Eero Markkanen Yakin Bisa Kembali Cetak Gol untuk PSM Makassar

Striker Baru PSM Makassar Eero Markkanen, Incaran Zidane yang Bermasalah di Real Madrid

Perbedaan keduanya ada pada konsistensi bermain. Pukki memiliki rekan setim yang telah memahami pergerakannya dengan sangat baik. Emi Buendia dan Todd Cantwell telah memberikan dua assists yang masing-masing diberikan kepada Pukki.

Golnya pun tipikal Pukki. Seperti halnya Jamie Vardy, Pukki juga suka bergerak di celah yang berada di antara dua bek. Kelebihan Pukki ada pada kejeliannya dalam timing (penempatan waktu) saat bergerak ketika bola dilepaskan oleh rekan setimnya.

Teemu Pukki bergerak di antara dua bek Liverpool sebelum mencetak gol

Dua gol yang dilesakkan Pukki ketika membobol gawang Liverpool dan Chelsea tercipta dalam proses yang sama. Caranya bergerak di antara dua bek dan timing agar tidak offside menjadi salah satu kemampuan hebatnya.

Ketajaman gol Pukki juga terbantu dengan filosofi sepak bola ofensif yang diterapkan Daniel Farke di Norwich. Pressing (memberikan tekanan) menjadi kunci dalam permainan Norwich.

Teemu Pukki bergerak di antara dua bek Chelsea sebelum mencetak gol

Dalam taktik 4-2-3-1 atau 4-4-1-1, Norwich selalu melakukan pressing mid-block yang dibangun dari tengah dalam fase bertahan, ketika bermain ofensif serangan berpusat di sisi sayap melalui dua bek (full-backs) yang naik membantu serangan dan gelandang sayap.

Ketika pemain-pemain Norwich sudah bergerak melakukan tekanan dan menyerang, plus membuat gerakan dinamis dengan atau tanpa bola, Pukki jarang menjauh dari area 16 meter untuk menanti peluang dan mengonversinya jadi gol.

“Farke sangat baik. Dia begitu tenang tetapi tiba-tiba bisa berteriak keras manakala performa kami buruk. Dia sangat mengenal karakter saya. Saya bersyukur bisa berkembang bersama Farke,” ucap Pukki.

Sepanjang kariernya, Pukki telah membela tujuh klub: KTP, Sevilla Atletico, Sevilla, HJK, Schalke, Celtic, dan Brondy. Tapi, tidak pernah dalam kariernya itu - dari rambutnya masih lebat hingga kini menipis - Pukki menikmati momentum bermain dengan Norwich dan pelatih yang memahami karakteristik bermainnya.

“Penampilan Teemu tidak mengejutkan. Sangatlah bagus ketika Anda punya striker dalam performa sepertinya, bagus juga baginya memulai awalan dengan baik. Tidak hanya golnya, etos kerjanya juga hebat,” tutur Farke.

Sekarang tinggal menanti, apakah Pukki bisa menjaga konsistensi bermainnya hingga akhir musim 2019-20. Musim masih panjang. Apabila Pukki mampu mempertahankannya, semoga saja ia tidak bernasib sama seperti Michu dan kemudian menjadi one season wonder (pemain yang hanya tampil bagus di satu musim).