Nico Schulz, Suksesor Marcel Schmelzer

Nico Schulz

Menilik performanya saat memperkuat timnas Jerman dan Hoffenheim, tipikal bermain Schulz tidak jauh berbeda dari bek kiri Dortmund, Marcel Schmelzer. Berposisi sebagai bek kiri dan gelandang sayap kiri, Schulz terkenal dengan kemampuann mendribel bola di sisi sayap dan kemampuan memberikan operan kunci.

Schulz telah mencetak satu gol dan memberi lima assists dari total 30 laga di Bundesliga. Total, pemain berusia 26 tahun juga telah mengemas enam caps dan dua gol dengan timnas Jerman. Schulz berkembang selama dua musim terakhir dengan Julian Nagelsmann hingga akhirnya dipanggil Joachim Low, pelatih timnas Jerman.

Musim lalu Achraf Hakimi, pemain pinjaman Real Madrid, mampu mengisi sisi kosong bek kiri Dortmund karena Schmelzer cedera sepanjang musim. Kini, Favre punya bek kiri berkualitas berusia 26 tahun yang layak menggantikan Schmelzer.

Thorgan Hazard, Pelengkap Lini Depan Dortmund

Thorgan Hazard

Saudara dari Eden Hazard ini punya gaya main yang tidak berbeda dengan abangnya itu. DNA Hazard dengan kaki-kaki lincah kala mendribel bola dan visi memberikan bola kepada rekan setim juga ada dalam diri Thorgan Hazard.

Pemain berusia 26 tahun bisa berposisi sebagai penyerang sayap atau gelandang serang di belakang penyerang tunggal. 13 gol dan 12 assists Hazard di Borussia Monchengladbach pada musim 2018-19 telah menjadi bukti kualitas bermainnya.

Favre cukup mengenalnya karena ia sosok yang berjasa membawa Hazard dari Belgia, Zulte Waregem, ke Gladbach pada 2014. Singkatnya, Favre yang membuka jalan Hazard bermain di level elite Eropa melalui Bundesliga.

Hazard punya kemampuan dalam mengoper bola, mendribel bola, mencetak gol, dan visi bermain yang bagus. Tipikal bermainnya seperti pengatur serangan modern – kemampuan lebih komplit ketimbang Eden Hazard.

Julian Brandt, Tandem Ideal Marco Reus

Julian Brandt

Tak terbayang bagaimana kuartet Brandt, Reus, Sancho, dan Hazard, mengancam pertahanan lawan musim depan apabila bermain bersama. Keberhasilan Dortmund merekrut pemain berusia 23 tahun sangatlah hebat. Brandt bukan cuma diincar Dortmund melainkan juga Liverpool dan Bayern.

Berposisi sebagai penyerang sayap yang dapat bermain di kiri atau kanan, Brandt adalah inverted winger atau penyerang sayap yang kerapkali melakukan penetrasi ke area 16 meter lawan – jarang memberikan umpan silang.

Jika sudah beradaptasi baik dengan sistem bermain Dortmund, Brandt bisa membuat duet maut dengan kompatriotnya, Reus. Brandt juga pemecah rekor di Jerman sebagai pemain termuda sejak Gerd Muller yang mencetak enam gol beruntun liga dari 20 Maret hingga 30 April 2016 (usia 20 tahun).

Pada Agustus 2017, Brandt juga tercatat sebagai pemain termuda Bayer Leverkusen dalam sejarah yang memainkan laga Bundesliga ke-100. Kala itu ia bertanding melawan Hoffenheim yang berakhir imbang 2-2. Usianya 21 tahun, tiga bulan, dan 25 hari.

Menilik kehadiran ketiga pemain itu, Dortmund kini hanya perlu mencari striker tajam di lini depan dan bek berpengalaman di jantung pertahanan untuk bersaing merebutkan seluruh trofi di musim 2019-20.