Cerita Pelanggaran Man City dan Efek ke Depannya

Sheikh Mansour

Diawali dengan munculnya dokumen-dokumen rahasia yang dikeluarkan Der Spiegel, media Jerman, tahun lalu, UEFA jadi semakin ketat melakukan investigasi terhadap klub-klub yang terlibat. Dua di antaranya adalah PSG (Paris Saint-Germain) dan Man City.

Badan Penyelidik UEFA yang dipimpin Yves Leterme, mantan Perdana Menteri Belgia, menemukan dua pelanggaran berat yang dilakukan Man City. Pertama, mereka menipu badan penyelidik UEFA dengan informasi keuangan (finansial) yang tidak sesuai kenyataan.

Kedua, ternyata ada pihak ketiga, dalam hal ini, perusahaan di Abu Dhabi yang dimiliki Sheikh Mansour (pemilik klub), yang terlibat membiayai transfer pemain sepenuhnya di bursa transfer. Perusahaan itu menyalurkan uang via sponsor dan masuk ke finansial klub. Alhasil, finansial City terkesan relatif aman dari potensi pelanggaran FFP.

Dua pelanggaran itu dimasukkan Leterme dan timnya ke dalam laporan untuk Badan Kontrol UEFA sebelum memberi hukuman. Menurut laporan dari BBC Sport, Badan Penyidik UEFA sedianya sudah memiliki saran hukuman untuk City: dikeluarkan dari Liga Champions musim depan.

Tapi, semua itu akan dikaji terlebih dahulu oleh UEFA sebelum menjatuhi hukuman. Jose Narcisco da Cunha Rodrigues, juri asal Portugal yang memimpin Badan Kontrol UEFA, akan menyelidiki laporan dari Badan Penyidik UEFA bersama dengan Christiaan Timmermans, Louis Peila, Charles Flint, dan Adam Giersz.

Ada beberapa potensi hukuman yang dapat diberikan, mulai dari peringatan, denda, pengurangan poin, membatasi pemasukan tahunan klub, pembatasan skuat, hingga yang paling parah: dikeluarkan dari turnamen yang dinaungi UEFA.

Menilik dua pelanggaran berat City itu, jika terbukti benar, maka David Silva dkk tidak akan bermain di Liga Champions musim depan.

Sikap Manchester City

Manchester City berpotensi mengajukan aduan ke CAS

Pihak Man City jelas geram, marah, dan kesal menyikapi tudingan tersebut. Selain bersikukuh tidak salah, Man City akan melakukan berbagai macam cara agar hukuman dari UEFA (jika benar diberikan nantinya) dapat ditangguhkan.

Satu cara yang banyak diterapkan klub lainnya, yang juga terkena hukuman karena pelanggaran FFP, adalah mengadukannya ke Badan Arbitrase Olahraga Dunia (CAS). Bak pahlawan bagi klub-klub tertuding, CAS sudah pernah membantu Bursaspor menangguhkan larangan bermain di Liga Europa pada 2015.

Tahun lalu, CAS juga membalikkan hukuman dari UEFA mengenai AC Milan yang dilarang tampil di Liga Europa. Kala itu CAS menilai tudingan dari UEFA kepada Milan tidak menyertakan bukti kuat. Begitu juga dengan Galatasaray yang dibantu CAS pada Februari.

CAS menjadi satu-satunya harapan City jika UEFA memberikan hukuman pengusiran dari Liga Champions. Akan tapi, CAS tidak bisa memberikan banyak bantuan apabila bukti-bukti dari UEFA sudah kuat.

Cara lainnya adalah keluar dari keanggotaan UEFA. Soal itu, jelas Man City tidak akan melakukannya karena bisa merugikan klub di berbagai aspek.

Jika aturan benar ditegakkan, City sedianya hanya kehilangan reputasi mereka karenanya. Kendati demikian dari sisi teknis: pertandingan atau kualitas tim, diyakini tidak akan mengalami perubahan signifikan selama Pep Guardiola masih melatih City.