Tersiakan di AS Roma, Bangkit di Rusia

Leandro Paredes

Lahir di San Justo, Argentina - sekitar 45 menit dari Buenos Aires, Paredes datang dari akademi Boca Juniors dan menjalankan debut pada usia 16 tahun. Paredes bermain tiga musim dengan Boca (2010-2014) dan tampil sebanyak 29 kali di tim utama.

Potensi bermainnya sudah mulai terlihat radar pemain Eropa. AS Roma memenangi perebutan Paredes, namun pada tahun 2014, Giallorossi tidak memiliki slot kosong untuk pemain non-Eropa hingga dia disekolahkan di Chievo Verona selama enam bulan.

Paredes juga sempat dipinjamkan ke Empoli pada musim 2015-16. Sepulangnya dari masa pinjaman itu, Paredes jadi pemain yang matang di Roma dan menjadi sosok dominan di lini tengah Serigala Ibu Kota.

Paredes membantu klub lolos ke-16 besar Liga Europa dan finish di urutan dua Serie A, terpaut empat poin dari Juventus. Roma memiliki lini tengah yang kuat di musim 2016-17. Kehadiran Paredes seakan menjadi ceri di atas kue Roma yang sudah punya Radja Nainggolan, Kevin Strootman, dan Daniele De Rossi.

Namun di musim panas 2017, tanpa alasan yang jelas, Paredes memilih hengkang dari Roma menuju Rusia dan bergabung dengan Zenit. Keputusan itu cukup mengherankan, sebab kompetisi liga di Rusia tidak sekompetitif di Italia atau empat liga top Eropa lainnya.

Kepindahannya mengejutkan, tetapi Paredes tahu yang terbaik untuk kariernya. Pertama, Zenit dilatih oleh pelatih asal Italia kala itu, Roberto Mancini. Plus, Paredes bisa lebih leluasa mengembangkan kariernya tanpa tekanan dari media.

Benar saja, renaisans karier Paredes dimulai sejak ia pindah ke Rusia. Namanya tidak begitu terdengar selama dua tahun terakhir, sebelum akhirnya Chelsea dan PSG mulai mengincarnya musim ini karena penampilan gemilangnya di musim kedua membela Zenit.

Lanjut Baca lagi