Kurash sendiri adalah esensi dari tradisi dan filosofi orang-orang Uzbekistan. Menggambarkan keberanian, menghormati lawan, dan kemampuan untuk pergi sampai mencapai tujuan.

Kurash berhasil dipertandingkan di Asian Games 2018 lewat rapat Koordinasi Komite Asian Games ketujuh pada 18 Agustus 2017. Kurash diusulkan karena termasuk cabang olahraga tradisional dari Asia Tengah.

Selain itu, sebagai salah satu olahraga bela diri tertua di dunia juga membuat Kurash sukses masuk Asian Games 2018.

Aturan Main

Dalam kurash ada aturan yang melarang tindakan apapun di lantai. Gerakan yang diperbolehkan adalah dalam posisi berdiri. Yusupov memperkenalkan Kurash modern yang membagi kategori berat, gerakan, dan terminologi berdasarkan 13 kata-kata Uzbek.

Kurash memiliki pola dasar bela diri yang hampir sama dengan Judo dan Gulat. Bedanya, Kurash hanya ada bantingan atas dan penilaian yang ketat untuk memperoleh nilai mutlak.

Dalam kurash, terdapat tiga sistem penilaian, yaitu Halal, Yambosh, dan Chala. Halal adalah saat atlet kurash bisa memukul punggung lawan. Yambosh adalah Halal yang tidak sempurna, dua Yambosh bernilai sama dengan satu Halal. Sedangkan Chala adalah bentuk Yambosh yang tidak sempurna.

Khulas di Indonesia dan Dunia

Di Indonesia, perkembangan kurash tidak berjalan cukup baik meski sudah gencar diperkenalkan sejak 2011. Baru pada 2016 mulai terbentuk asosiasi kurash Indonesia yang diinisiasi mantan atlet judo nasional, Krisna Bayu. Pengurus Besar Kurash Indonesia (PBKI) kemudian terbentuk.

Perkembangan kurash di dunia terus menunjukkan peningkatan. Sejak International Kurash Association (IKA) berdiri pada 1998, sudah beranggotakan 117 negara.

Sempat menjadi cabang ekshibisi pada Olimpiade 1984 di Los Angeles, kurash baru bisa mendapatkan tempat setelah Yusupov menyusun aturan baku yang modern.