Suporter Serie A

Namun kini, Serie A punya kans besar untuk kembali menjadi liga terbaik dengan deretan pemain bintang. Sebab, Italia baru saja mengesahkan peraturan terkait pajak gaji pemain dari luar Italia.

Peraturan tersebut bernama Decreto Crescita atau the Growth Decree. Klub-klub Serie A diyakini bisa mengeluarkan dana lebih kecil bila ingin menarik bintang-bintang dari luar negeri.

Pemerintah Italia resmi mengesahkan Decreto Crescita pada 27 Juni 2019. Tujuan utama dari undang-undang itu adalah memberikan stimulus bagi perekonomian Italia yang sedang melambat.

Satu yang menarik adalah undang-undang itu memberikan peluang untuk menggaet orang-orang kompeten dari luar Italia untuk bekerja. Nantinya, mereka diberikan fasilitan Tax Break atau diskon pajak selama lima tahun jika bersedia berkerja di Italia.

Fasilitas tersebut berlaku bagi warga negara Italia atau asing. Untuk dapat fasilitas itu, seseorang harus tinggal diluar Italia selama 2 tahun sebelumnya dan akan kerja di italia untuk masa kerja minimal 2 tahun. Jika ternyata sudah meninggalkan Italia sebelum 2 tahun, diskon wajib dikembalikan.

Potongan tersebut diberikan untuk menekan pajak penghasilan. Berdasarkan peraturan, pekerja di Italia Utara akan mendapatkan diskon 70 persen, sedangkan bagian Italia Selatan mendapatkan 90 persen.

Namun, untuk sepak bola, diskon tersebut disamaratakan menjadi 50 persen penghasilan. Hal itu dilakukan untuk memberikan keadilan bagi klub di utara dan selatan.

Kini, BolaSkor.com akan membahas dampak dari peraturan tersebut bagi perkembangan sepak bola Italia. Diego Simeone asal negeri Tanggo, let's go!

Sejatinya, sistem pajak penghasilan di Italia seperti di Indonesia. Sistem pajak di sana terdiri dari beberapa lapis peraturan. Namun, karena yang saat ini dibahas adalah gaji pemain sepak bola yang mencapai jutaan euro, kita bisa mengabaikan beberapa lapisan awal karena jumlahnya tidak mencapai 50 ribu euro.

Pajak penghasilan tertinggi di Italia adalah 43 persen untuk gaji di atas 75 ribu euro per tahun. Sebagian besar pesepak bola dibebankan pajak tersebut. Biasanya, pajak itu akan menjadi kewajiban bagi klub untuk membayarnya.

Contohnya, AC Milan mengontrak Lionel Messi dengan gaji 20 juta euro per musim selama lima tahun. Dari jumlah itu, Rossoneri akan mengeluarkan dana 35 juta euro dengan rincian 20 juta euro untuk La Pulga dan 15 juta euro digunakan membayar pajak.

Dengan aturan baru, karena Messi sudah tinggal lebih dari 2 tahun di luar Italia dan kontraknya mencapai 2 tahun, dia akan mendapatkan diskon pajak. itu artinya, hanya gaji Messi sejumlah 10 juta euro yang akan dikenakan pajak 43 persen. Sedangkan, 10 juta euro lainnya tidak.

Kalau sudah begitu, dengan menggunakan contoh di atas, AC Milan hanya akan mengeluarkan dana 27 juta euro per musim untuk menggaji Messi. Perinciannya, 20 juta euro untuk membayar gaji, sedangkan 7 juta euro lainnya untuk melunasi pajak. Itu artinya, ada anggaran 8 juta euro yang bisa dihemat.

Tentunya, akan ada pengeluaran yang menciut untuk urusan pajak gaji pemain. Uang yang biasanya digunakan untuk membayar pajak bisa dialokasikan untuk bersaing di bursa transfer.

Aturan tersebut akan berlaku pada 2020. Menarik ditunggu apakan diskon pajak tersebut bisa menjadi batu loncatan bagi klub-klub Serie A merekrut pemain kelas wahid.