Menanti Amarah Baby Face Assassin

Ole Gunnar Solskjaer

Etheridge mencatatkan 10 clean sheets di Premier League dan catatan itu sudah melebihi David De Gea, kiper Manchester United. Sekedar catatan, De Gea dalam beberapa tahun ini merupakan pemain terbaik Man United.

Menurunnya penampilan De Gea seakan mencerminkan penurunan performa tim secara kolektif musim ini. Pertahanan terbuka, tanpa pemimpin di ruang ganti pemain, lini tengah yang mudah ditembus lawan, dan lini depan yang kehilangan kepercayaan diri untuk mencetak gol.

Solskjaer, kala masih aktif bermain dikenal sebagai predator kotak penalti lawan dan super-sub terbaik di era Ferguson. Lelaki asal Norwegia juga dijuluki Baby Face Assassin atau pembunuh bermuka bayi karena mukanya yang 'dingin' kala mencetak gol.

Peraih enam titel Premier League, satu Liga Champions, dan dua Piala FA, tidak pernah terlihat marah atau berteriak lantang, baik itu saat masih aktif bermain atau melatih.

Solskjaer terus memercayai pemain dan suatu hasil positif ketika yang lain tidak berpikir demikian. Pertanyaannya "sampai kapan?".

Fans United masih menolerir tiap pembelaan dan ucapan yang dilakukan Solskjaer di tengah periode negatif klub, tapi, jika musim depan periode negatif itu masih berlanjut, bukan tidak mungkin fans berbalik kepadanya.

Statusnya sebagai legenda kala jadi pemain akan terus ada dan tidak lekang oleh waktu, namun, fans hanya menginginkan kesuksesan, trofi, atau setidaknya para pemain bermain dengan 'hati' dan determinasi tinggi.

Jika benar Solskjaer berkaca kepada metode kepelatihan Ferguson, maka ia juga harus tahu satu hal: Ferguson bisa merangkul pemain-pemainnya, namun, di beberapa momen ia juga tidak segan bersikap tegas dan marah ketika para pemain tidak mengerahkan segalanya.

Sir Alex Ferguson dan Ole Gunnar Solskjaer

Fans berharap Solskjaer bisa mengubah mode dari lelaki yang kalem menjadi sosok yang tegas (marah jika perlu). Skuat terkini butuh pemimpin dan jika pemimpin itu sulit ditemukan, sudah saatnya Solskjaer turun tangan.

"Saya sudah mengatakannya: saya ingin tim saya jadi yang paling kerja keras di liga. Begitulah kami di bawah Sir Alex. Kami sudah selalu seperti itu," imbuh Solskjaer.

"Giggsy (Ryan Giggs), Becks (David Beckham), Gary Neville, Dennis Irwin, siapa pun. (Terlepas dari) talenta yang Anda punya, Anda berlari lebih daripada yang lainnya. Setiap pekan Anda naik dan turun lapangan untuk teman-teman setim."

"Kami harus tetap bersatu sebagai tim. Kami tidak boleh mengubah seluruh skuat, tapi selangkah demi selangkah. Saya ingin sukses di sini dan ada pemain-pemain yang tidak akan jadi bagian dari tim sukses itu, tapi ada banyak dari mereka yang peduli," tegasnya.

Sudah saatnya Solksjaer mempraktikkan komitmennya itu: singkirkan pemain-pemain yang dirasa menjadi 'racun' di ruang ganti pemain, beli pemain dengan komitmen tinggi, dan pertahankan mereka yang siap 'mati' untuk klub.