AC Milan vs Inter Milan
AC Milan Vs Inter Milan

Berjarak 1.542 kilometer jauhnya dari Manchester, ada satu tim yang juga mengalami mimpi buruk seperti The Red Devils. Klub malang tersebut adalah AC Milan.

Pangkal masalah utama AC Milan diawali dari datangnya investor asal China, Li Yonghong. Tak seperti Suning yang serius mengakuisisi Inter Milan, ucapan Li Yonhong tak lebih dari sekadar racun yang terasa manis.

Pada awal masa kepemilikan Li Yonghong, suporter Rossoneri dibuat terlena dengan kucuran dana yang tak henti di bursa transfer. Saat itu, tagar We Are So Rich pun ramai di media sosial.

Pada musim 2017-2018, Milan mendatangkan sejumlah pemain anyar seperti Leonardo Bonucci, Mateo Musacchio, Andrea Conti, Lucas Biglia, Hakan Calhanoglu, Franck Kessie, serta Andre Silva. Saat itu, Milan menhabiskan dana lebih dari 190 juta euro untuk menggaet penggawa.

Tak seperti cerita dongeng yang diawali kesedihan, namun berubah menjadi senyuman, kisah Milan justru kebalikannya.

Keuangan Milan mulai bermasalah setelah target lolos ke Liga Champions gagal direnggut. Il Diavolo Rosso hanya menduduki peringkat keenam klasemen akhir Serie A 2017-2018.

Kemudian, badai besar pun datang setelah Li Yonghong gagal melunasi utang saat membeli Milan pada perusahaan investasi Amerika Serikat, Elliott Management. Saat itu, Li meminjam dana hingga 303 juta euro.

Dengan tambahan bunga, utang Li pada Elliott mencapai 380 juta euro. Tak mampu membayar, Elliott pun menyita Rossoneri.

AC Milan vs Inter Milan
AC Milan Vs Inter Milan

Kiprah jeblok Milan dalam mengatur manajemen tim pun sejalan dengan prestasi di lapangan. Gianluigi Donnarumma dan kawan-kawan kembali gagal lolos ke Liga Champions 2019-2020.

Satu yang perlu diingat, saat ini Elliott manajemen yang sedang menguasai Milan tidak punya niat awal untuk membawa Rossoneri kembali ke jalur prestasi. Sebab, mereka hanya menyita Milan usai Li gagal membayar utang tepat waktu.

Milan pun mengawali musim ini dengan berat. Rossoneri harus memohon pada UEFA untuk diizinkan tidak tampil di Liga Europa 2019-2020. Milan bermaksud ingin memperbaiki masalah soal Financial Fair Play dan menghindari hukuman di masa depan.

Tidak heran, keuangan yang ketat membuat Milan tidak bisa berbuat banyak di bursa transfer. Pemain termahal Rossoneri pada musim panas lalu hanyalah Rafael Leao dengan harga 25 juta euro. Selebihnya, Milan lebih banyak belanja pemain di klub terdegrasi, Empoli.

Meski memperbaiki struktur manajemen dan mendatangkan pelatih anyar, Marco Giampaolo, Milan belum terlihat berjalan ke tempat seharusnya - setidaknya hingga saat ini.

Milan hanya mengoleksi enam poin dari empat pertandingan awal Serie A. Hasil tersebut menempatkan Rossoneri pada posisi ke-12 klasemen sementara.

Milan semakin di ujung tanduk usai satu dari dua kekalahan terjadi pada derby della Madonnina. Ya, Milan ditekuk Inter Milan 0-2 ketika berstatus sebagai tuan rumah. Dengan begitu, Milan nihil kemenanangan dalam tujuh derby della Madonnina terakhir.

Manchester United dan AC Milan adalah gambaran sempurna dari raja yang sudah kehilangan mahkotanya. Kedua tim itu berjaya di masa lalu, namun kini dianggap sebagai pembuat malu.

Manchester United dan Milan perlu bergegas memutar roda kehidupan kembali seperti semula. Jika tidak, cerita kehebatan tinggal menjadi legenda.