7. Gara-gara Badai Cedera (Oktober 2017)
Tidak ada angin, tidak ada badai, tiba-tiba Mourinho menyindir Conte dalam menghadapi badai cedera timnya masing-masing. Mourinho menyindir Conte yang sering berkeluh kesah di depan media, publik, atas kurangnya pemain yang dimiliki karena badai cedera, serta meminta manajemen membelikannya pemain baru.
"Saya tidak pernah berbicara tentang cedera. Manajer lain, mereka menangis, mereka menangis, mereka menangis ketika seorang pemain cedera. Saya tidak. Saya pikir cara melakukannya adalah mengabaikan pemain yang cedera dan fokus dengan pemain yang tersedia. Jika saya ingin mengeluhkannya dan menangis seperti yang lainnya, saya bisa menangis selama lima menit. Tapi saya tak melakukannya," papar Mourinho selepas laga melawan Benfica di Liga Champions.
Conte pun membalasnya dengan tegas, agar Mourinho mengurus timnya sendiri. "Saya pikir dia harus memikirkan tentang timnya dan mulai melihat dirinya sendiri, bukan orang lain. Saya pikir, seringkali, Mourinho melihat apa yang terjadi di Chelsea. Begitu juga musim lalu. Dia harus memikirkan timnya," balas Conte.
8. Disebut Badut dan Gila oleh Mourinho, Conte Balas dengan Ucapan Penyakit Lupa Ingatan (Januari 2018)
Perang keduanya semakin memanas di awal tahun 2018. Seraya menegaskan komitmennya kepada Man United, Mourinho juga takkan melakukan selebrasi berlebihan di area teknis seperti Conte, sehingga ia menyebutnya sebagai badut.
"Karena saya tidak berperilaku seperti badut di area teknis, itu bukan berarti saya kehilangan passion saya. Saya lebih suka bersikap dengan cara saya melakukannya, lebih dewasa, lebih baik untuk tim dan diri saya sendiri, saya pikir Anda tidak harus bersikap seperti orang gila di area teknis ketika Anda punya passion," ucap Mourinho.
Demenza senile (penyakit lupa ingatan), itulah balasan Conte kepada Mourinho. Conte berusaha mengingatkan Mourinho, bahwa di masa lalu, dia juga pernah melakukan selebrasi berlebihan ketika melatih Chelsea dan Inter Milan.
"Saya pikir dia (Mourinho) harus melihat dirinya di masa lalu - mungkin dia membicarakan dirinya di masa lalu. Mungkin, terkadang, saya pikir seseorang melupakan apa yang dilakukannya di masa lalu, mengenai perilakunya. Saya pikir, saya sedikit lupa namanya, demenza senile, ketika Anda lupa hal yang pernah dilakukan di masa lalu," balas Conte.
9. Skandal Pengaturan Skor Conte (Januari 2018)
Mourinho tidak diam begitu saja disebut mengidap penyakit lupa ingatan. Tidak tanggung-tanggung, Mourinho mengusik skandal besar sepak bola Italia, kala Conte terjerat kasus pengaturan skor saat ia masih melatih Siena di musim 2010/11.
Conte dikenai sanksi 10 bulan yang dikurangi menjadi empat bulan untuk berpatisipasi dalam dunia sepak bola. "Apa yang tidak pernah terjadi kepada saya -dan takkan pernah terjadi- adalah dikenai sanksi karena pengaturan skor. Ini tidak pernah dan takkan pernah terjadi kepada saya," ujar Mourinho pada Januari lalu.
10. Pria Palsu dan Kecil (Januari 2018)
Conte semakin tersulut dengan celotehan Mourinho yang menyindir skandal pengaturan skor. Perang kata keduanya pun berubah dari taraf normal, menjadi kelewat batas. Conte sampai menyebut Mourinho sebagai pria palsu dan "kecil".
"Saya pikir ketika ada komen-komen seperti ini, komen ketika Anda mencoba menyerang seseorang dan tidak mengetahui faktanya, maka Anda pria kecil. Di masa lalu, dia pria kecil di banyak situasi, begitu juga di masa kini, dan sudah pasti di masa depan tetap seperti itu. Saya menganggapnya pria kecil dan saya menganggapnya sebagai pria yang memiliki profil sangat rendah," cetus Conte.
"Saya mengingat situasinya dengan Ranieri, ketika dia menyerangnya karena bahasa Inggris, dan kemudian, ketika Ranieri dipecat, dia menggunakan baju untuk mendukung Ranieri. Anda palsu, Anda palsu," lanjutnya.
Bahkan, Conte mengajak Mourinho untuk bertatap muka langsung dengannya di dalam satu ruangan. "Kapan laga melawan United? Kami bisa bertemua dalam sebuah ruangan. Untuk mencoba dan menjelaskan tentang komen-komen ini. Saya tidak tahu apakah dia siap untuk bertemu saya dalam sebuah ruangan, hanya saya dan dia," urai Conte.
11. Mourinho Akhiri Perang Kata dengan Conte (Januari 2018)
Perang kata keduanya akhirnya mencapai klimaks pada pertengahan Januari lalu. Mourinho menganggap perseteruannya dengan Conte sudah tidak lagi bagus untuk dilanjutkan, dan memutuskan mengakhirinya.
"Ketika saya tidak memulainya, cukup lucu bagi saya untuk melihat orang lain bertingkah laiknya mereka korban, ketika mereka sebenarnya bukan korban. Tapi, sungguh, saya tidak menikmatinya. Itulah mengapa, bagi saya, semua ini telah berakhir," ucap Mourinho.
The Special One pun berharap Conte dapat cukup gentle, untuk memaafkannya, seperti Ranieri yang sudah memaafkan Mourinho.
"Terkadang, semua ini karena salah saya. Terkadang, karena manajer lainnya. Dalam kasus saya, ketika saya berpikir ini salah saya dan saya seharusnya berperilaku dengan cara berbeda, saya orang pertama yang akan meminta maaf, seperti yang saya lakukan kepada Ranieri ketika saya memiliki peluang. Itulah momen ketika relasi kami berubah dari buruk ke bagus, dan dari bagus ke sangat bagus, karena saya cukup gentle untuk meminta maaf," terang Mourinho.
Menarik untuk dinanti, apakah perang kata keduanya masih berlanjut selepas laga akhir pekan ini.