Sulit Berkolaborasi

Karim Benzema

Apabila Zidane menurunkan taktik dua penyerang, sudah barang tentu Benzema dapat berduet dengan Jovic: Benzema menjemput bola, menjadi pengatur serangan, lalu Jovic menjalankan tugasnya sebagai penyerang untuk mencetak gol dan mengonversi peluang.

Alexander Meier, mantan striker Frankfurt, menilai Jovic sebagai penyelesai akhir yang ulung dengan kemampuan duel bola udara yang bagus dan kedua kaki yang sama kuatnya. Jovic bisa jadi jawaban dalam urusan mendulang gol.

Akan tapi, Jovic bukan Ronaldo yang bermain di sisi sayap. Areanya ada di kotak 16 meter lawan. Menilik kebiasaan Zidane bermain dengan 4-3-3, maka Jovic jelas akan menjadi pesaing kompetitif bagi Benzema.

'Tahta kerajaan' yang sudah ditempati Benzema selama bertahun-tahun bisa digantikan oleh Jovic jika performanya menurun. Jovic bisa melakukan apa yang tidak bisa dilakukan Borja Mayoral, Gonzalo Higuain, Klaas-jan Huntelaar, dan Mariano Diaz lakukan: merebut posisi bermain Benzema.

Pahit-pahitnya untuk Jovic, bisa jadi juga di musim pertamanya ia tidak akan banyak bermain untuk beradaptasi dengan kultur sepak bola Spanyol dan melihat Benzema bermain.

Faktanya, Jovic baru berusia 21 tahun dan masa depannya masih sangat panjang. Jovic disiapkan untuk jadi striker masa depan Madrid menggantikan Benzema yang sudah berusia 31 tahun.

Menurut Sky Sports, ada kemungkinan Madrid tengah menyiapkan trisula masa depan yang berisikan Hazard, Jovic, dan Vinicius Junior. Itu artinya, Jovic akan diberi kesempatan beradaptasi dengan Madrid dan belajar banyak dari Benzema.