Oase di Tengah Keringnya Striker Nomor 9 di Jerman

Luca Waldschmidt

Sejak Miroslav Klose pensiun dan Mario Gomez tidak lagi digunakan di timnas Jerman, Die Mannschaft benar-benar kehabisan stok pemain yang dapat menjadi striker klasik nomor 9. Penyerang oportunis yang berbahaya di area 16 meter dan dapat menahan bola.

Jerman memang memiliki Timo Werner, tapi, striker RB Leipzig itu bukanlah penyerang tengah murni karena ia lebih dinamis bergerak mencari ruang, menjemput bola, dan mengincar celah di pertahanan lawan.

Fakta itu terkesan unik bagi Jerman yang tidak pernah kehabisan talenta dari lini belakang ke depan. Namun, dari banyaknya talenta itu, Jerman tak pernah menemukan suksesor Miroslav Klose yang menorehkan 71 gol dari 137 laga dengan timnas Jerman.

Baca Juga:

Ketika Legenda Jerman Mengakui Kualitas Timo Werner

Joachim Low Akhiri Perjalanan Trio Bayern Munchen di Timnas Jerman

Lima tahun berlalu dan muncul Waldschmidt. Perjalanan kariernya tidak mudah di Bundesliga. Produk akademi Eintracht Frankfurt gagal memperlihatkan tajinya di tim utama hingga pindah ke Hamburg pada 2016.

Torehan golnya belum tinggi, namun Waldschmidt cukup dikenang fans Hamburg kala golnya di menit 88 memberikan kemenangan atas Wolfsburg di laga pamungkas Bundesliga 2016-17. Golnya itu menjamin keselamatan Hamburg dari zona degradasi.

Sayang, takdir degradasi Hamburg tak bisa dilawan hingga mereka turun kasta pada musim 2017-18. Freiburg pun datang dan mengaktifkan klausul pembeliannya sebesar lima juta euro.

Freiburg menjadi titik kebangkitan karier Luca Waldschmidt.

Luca Waldschmidt di Freiburg

Waldschmidt menorehkan satu gol setiap 190 menit dan mencetak sembilan gol dari 30 laga Bundesliga di musim 2018-19. Freiburg nyaman berada di papan tengah klasemen Bundesliga.

Waldschmidt bermain layaknya Klose dalam gol-gol yang diciptakannya atau saat ia membuka ruang untuk rekan setim. Meski terlalu prematur membandingkannya saat ini, Waldschmidt bisa jadi jawaban timnas senior Jerman dalam mencari striker oportunis.

"Permainannya dalam menahan bola dan pergerakannya di kotak penalti memunculkan perbandingan dengan Miroslav Klose, meskipun sekarang ini masih prematur dari segi kelas dan pencapaian," tulis Matt Pearson dalam tulisannya di DW.

"Seiring keringnya penyerang kelas internasional di Jerman, rekor mengesankan Waldschmidt dari bangku cadangan bisa memberinya kesempatan mengikuti kompatriotnya, Nils Petersen, dalam menyediakan alternatif bagi Joachim Low selain Timo Werner."

Saking hebatnya performa Waldschmidt, publik Italia, yang menjadi tuan rumah Piala Eropa U-21, bahkan memberinya julukan Il Bomber yang merujuk kepada legenda Bayern Munchen dan Jerman, Gerd Muller, yang punya julukan Der Bomber karena ketajamannya mencetak gol.

Masih banyak yang bisa dikembangkan dari aspek bermain Waldschmidt. "Luca dapat bermain. Dia punya pergerakan bagus, operan bagus, dan serba bisa (bermain di banyak posisi)," tutur pelatihnya di Freiburg, Christian Streich.