Taufiq menjelaskan, Liga Bola Indonesia Season 5-2025 akan digelar dalam dua format. Yaitu, reguler series dan championship series. Sistem ini mengingatkan kita pada Liga 1 musim 2023/2024.
Pada babak reguler series, 16 tim peserta akan bertanding dalam sistem single round robin. Artinya, setiap tim hanya bertemu sekali dengan lawan-lawannya dan akan bertanding sebanyak 15 kali. Pada babak ini, tim yang menempati posisi pertama pada klasemen akhir akan keluar sebagai juara reguler series.
Setelah babak reguler series selesai, Liga Bola Indonesia Season 5-2025 akan berlanjut ke fase championship series. Pada fase ini, tim peringkat pertama, kedua, ketiga, dan keempat pada klasemen akhir babak reguler series akan bertanding dalam kategori championship series champions.
Kemudian, tim peringkat kelima, keenam, ketujuh, dan kedelapan pada klasemen akhir babak reguler series akan bertanding dalam kategori championship series gold.
Berikutnya, tim peringkat kesembilan, kesepuluh, kesebelas, dan ke-12 pada klasemen akhir babak reguler series akan bertanding dalam kategori championship series silver.
Lalu, tim peringkat ke-13, ke-14, ke-15, dan ke-16 pada klasemen akhir babak reguler series akan bertanding dalam kategori championship series bronze.
"Keempat kategori itu akan dimainkan dengan format yang sama. Pada kategori championship series champions, misalnya. Tim peringkat pertama akan bertemu dengan tim peringkat keempat. Kemudian, tim peringkat kedua akan bertemu dengan tim peringkat ketiga."
"Begitu seterusnya pada ketiga kategori lainnya. Setelah itu, dua tim pemenang akan berlaga di partai final. Sedangkan dua tim yang kalah akan memperebutkan posisi ketiga," tegas alumnus Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta tersebut.
Taufiq menambahkan, Liga Bola Indonesia Season 5-2025 juga menjadi ajang untuk mengedukasi para pemain muda. Terutama mengedukasi untuk bisa menunjung tinggi sportivitas tanpa mengurangi kesempatan bermain.
"Ini kami atur dalam pasal yang membahas tentang kartu merah. Pemain yang terkena kartu merah akan diskors selama lima menit. Dalam masa skors itu, sang pemain akan diedukasi oleh wasit dan pelatihnya. Setelah masa skors berakhir, pemain tersebut boleh dimainkan kembali."
"Tapi, dalam masa skors, tim tetap harus bertanding dengan jumlah pemain yang tidak lengkap. Ini juga menjadi ajang edukasi bahwa mendapatkan kartu merah memang berdampak kepada timnya. Timnya merugi,” ungkap pria yang juga menjabat sebagai ketua Koordinatoriat PSSI Pers tersebut.