Dick Advocaat (bbc)

Sejak Januari 2024, Advocaat, 78 tahun, telah melatih tim nasional yang kedelapan setelah tiga kali membela Belanda, serta melatih Uni Emirat Arab, Korea Selatan, Belgia, Rusia, Serbia, dan Irak.

Dia membantu Belanda mencapai perempat final Piala Dunia 1994 dan Korea Selatan tersingkir di fase grup pada 2006.

Advocaat baru menjadi pelatih Curacao setelah sengketa pembayaran antara para pemain dan asosiasi sepak bola negara tersebut diselesaikan, dan dia langsung menargetkan lolos ke Piala Dunia 2026.

"Semua orang tahu Dick Advocaat adalah nama besar, dia pelatih hebat, dan semua orang menghormatinya dalam keputusan dan cara kerjanya," tambah Bacuna.

"Kehadirannya sangat penting bagi kami sebagai tim dan juga bagi negara, dan dampaknya sangat besar."

Talenta Belanda

Selain memiliki manajer asal Belanda, mayoritas pemain di skuad Curacao lahir di Belanda, tetapi memiliki ikatan keluarga yang memungkinkan mereka bermain untuk tim Advocaat.

Skuad mereka terdiri dari bek Livingston, Joshua Brenet, gelandang Rotherham, Ar'jany Martha, penyerang Middlesbrough, Sontje Hansen, dan gelandang Sheffield United, Tahith Chong, yang lahir di Curacao dan sebelumnya bermain di Manchester United.

Bagi Bacuna, membela Curacao juga merupakan kesempatan untuk bermain sepak bola internasional bersama kakak laki-lakinya, Leandro, kapten tim, dan itu merupakan bagian penting dari motivasinya setelah dia mewakili Belanda di level U-21.

"Saya mulai bermain untuk Curacao pada 2019 dan itu adalah keputusan besar bagi saya," kata Juninho Bacuna.

"Saat itu saya baru berusia 21 tahun dan masih memiliki banyak waktu untuk melihat peluang saya di tim nasional Belanda."

"Tetapi saya membuat pilihan sejak dini untuk bermain untuk Curacao. Salah satu alasannya adalah saya bisa bermain di tim yang sama dengan saudara laki-laki saya dan agar keluarga bisa melihat kami bermain bersama," lanjutnya.

Bacuna merasa kemajuan sepak bola Curacao akan menginspirasi lebih banyak pemain kelahiran Belanda untuk mewakili tim.

"Kami melihat lebih banyak pemain yang masih muda dan mampu bermain untuk Belanda, dan mereka datang untuk bermain untuk Curacao, dan membuat tim semakin kuat," tambah Bacuna.

Sebagai negara otonom di bawah Belanda, semua warga negara Curacao memiliki paspor Belanda dan menikmati hak yang sama dengan penduduk Uni Eropa.

Kasus unik ini, memicu peristiwa yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah sepak bola, Curacao lolos ke Piala Dunia 2026 tanpa seorang pun pemain yang lahir di wilayahnya.

Ke-24 pemain yang dipanggil oleh Dick Advocaat, semuanya kelahiran Belanda.

"Banyak pemain yang bermimpi bermain untuk Belanda. Beberapa sudah berusia 23, 24, atau 25 tahun dan tidak lagi memikirkan tim nasional. Kita harus memberi mereka kesempatan," kata Advocaat.