Cita-cita Sang Legenda Pensiun sebagai pesepak bola profesional, Kurniawan melanjutkan karier sebagai pelatih. Ia pernah mencicipi menjadi asisten pelatih Timnas Indonesia Senior (Piala AFF 2018) dan U-23 (SEA Games 2019 dan Piala AFF U-22 2019). "Sebenarnnya saya mempersiapakan diri (jadi pelatih) bukan baru, dari 2010 sudah ancang-ancang untuk lisensi kepelatihan. Jadi memang sangat menyukai sepak bola dan kepelatihan sangat cocok untuk saya, apapun untuk sepak bola saya sangat semangat," katannya. "Ya kalau rasa jangan ditanya (saat jadi asisten pelatih Timnas Senior dan U-23), membela Timnas itu statusnya tak ternilai, cita-cita kita berada di Timnas, walaupun tidak semudah yang kita bayangkan. Rezeki ada di saya (jadi asisten), dari coach Bima (Sakti) dan Indra Sjafri percaya saya, ini sebuah kebanggaan," lanjutnya.
Meski begitu, ia belum mau ditunjuk sebagai pelatih Timnas Indonesia Senior. Ia masih ingin membuktikan kualitasnya sebelum mencapai tahap tertinggi. Kurniawan sangat menghargai proses. Saat ini, ia fokus menangani klub Liga Super Malaysia, Sabah FA. "Karena saya A Pro AFC di Malaysia, diharuskan menjalani karier dulu di Malaysia. Regulasi (Liga Super Malaysia) memakai pelatih A Pro. Agustus manajemen Sabah FA ingin bekerja sama dengan saya. Tapi kontrak saya di Timnas U-23 habis SEA Games. Selesai SEA Games, tidak ada panggilan (Timnas) saya akhirnya memutuskan ke Sabah FA," ujarnya. "Cita-cita saya yang pasti ingin juara dengan tim yang saya latih di manapun itu berada," tegasnya. Ia tak lupa memberikan pesan untuk sepak bola Indonesia, khususnya agar para striker lokal Indonesia bisa berkembang dan bersaing dengan penyerang asing. Ia ingin para striker lokal mendapat jam terbang yang bagus di kompetisi Tanah Air. "Sehebat apapun pemain, karena ujian sesungguhnya adalah pada saat pertandingan. Pemain harus memutuskan di situ juga, diasah dengan jam terbang," ungkapnya.