Raja Sapta Oktohari bukan sosok asing di dunia balap sepeda.
Ia menjabat sebagai Ketua Umum PB ISSI selama dua periode (2015–2023), dan berhasil membawa Indonesia menjadi tuan rumah berbagai ajang internasional bergengsi, seperti UCI Track Nations Cup 2023 di Jakarta hingga Asian Cycling Championships.
Di tingkat regional dan kontinental, Okto juga dipercaya sebagai Senior Vice President Asia Cycling Confederation (ACC) 2019-2023 serta Advisor ASEAN Cycling Federation, menegaskan peran strategisnya dalam diplomasi olahraga balap sepeda.
“Sejak saya mengenal Okto, semangatnya tidak pernah padam. Ia selalu ingin tahu, berkembang, dan konsisten membawa kemajuan balap sepeda tidak hanya di Indonesia, tapi juga Asia dan dunia. Tidak semua orang bisa melakukannya. Menurut saya, balap sepeda adalah bagian dari passion-nya,” ujar David Lappartient.
Jadi Rajagukguk, Wakil Ketua Harian PB ISSI yang hadir langsung di Kigali, menilai penghargaan ini merupakan perjalanan dan perjuangan panjang yang telah dilakukan dan Okto dinilai sangat pantas untuk menerimanya.
“Kehadiran saya di sini mewakili PB ISSI. Saya menemani Pak Okto sejak awal, dari mulai 2015, di mana pada saat itu PB ISSI dalam titik terendah. Dari yang awalnya Indonesia tidak dikenal di luar negeri, sampai akhirnya dikenal. Kemudian mulai aktif di forum-forum internasional. Pak Okto yang membuka jalan balap sepeda Indonesia ke ASEAN, Asia sampai ke UCI. Saya tahu betul perjalanan ini tidak mudah dan tidak sebentar. Saya tahu betul bagaimana perjalanan dan perjuangannya untuk sampai di titik ini. Penghargaan ini memang sudah sepantasnya beliau dapatkan,” ungkap Jadi.
“Pak Okto menjadikan balap sepeda sebagai gaya hidup, diplomasi olahraga, sekaligus sarana persahabatan. Dengan tolok ukur UCI yang sangat ketat, penghargaan ini membuktikan dunia mengakui kontribusi nyata seorang Raja Sapta Oktohari. Indonesia patut memberikan apresiasi setinggi-tingginya,” tegasnya.