Pelatih Manchester City Pep Guardiola (Laman resmi Manchester City)
Meski jadwal pertandingan padat, Guardiola memutuskan untuk menurunkan susunan pemain inti yang sama untuk ketiga kalinya berturut-turut, pertama kali sepanjang sembilan tahun di klub.
Bahkan sekitar 20 menit terakhir, Guardiola beralih ke formasi 5-5-0 menyusul ditariknya Haaland dan memasukkan gelandang bertahan Nico Gonzalez, sebuah manuver taktis yang bisa saja langsung terinspirasi dari buku pedoman Jose Mourinho.
Upaya untuk melakukan apa pun demi meraih kemenangan dipertegas oleh fakta bahwa City hanya menguasai bola sebanyak 32,8 persen, angka terendah yang pernah dicatat oleh Guardiola dalam pertandingan liga ke-601 sebagai pelatih.
"Kami tidak berusaha seperti ini, tetapi ketika lawan lebih baik, kami bertahan lebih dalam dan melakukan serangan balik, tetapi itu bukan niat kami," ujar Guardiola dikutip dari BBC Sport.
"Saya lebih suka tidak melakukannya, tetapi Anda harus melakukannya di level ini. Saya mengambil satu poin dan dalam beberapa pertandingan kami harus menyesuaikan diri."
Namun, Guardiola mengakui bahwa dua pertandingan berat, dengan hanya dua hari istirahat di antaranya, telah membebani para pemainnya.
"Kami sangat lelah," tambahnya.
"Pertandingan melawan Napoli sangat emosional dan setelah hari pemulihan itu, kami punya empat atau lima jam lagi untuk pergi ke London."
"Banyak pemain kami kelelahan. Kami juga mengalami banyak cedera," lanjut Guardiola.
Guardiola mengatakan bahwa dia kecewa dengan hasil tersebut, tetapi bangga dengan para pemainnya yang menunjukkan peningkatan performa dari musim lalu.
Sepanjang kariernya sebagai pelatih, Guardiola selalu mengusung pentingnya menguasai bola. Bagi Guardiola, penguasaan bola adalah segalanya.
Guardiola dengan blak-blakan mengakui bahwa dia tidak menikmati menyaksikan City berjuang keras untuk meraih kemenangan.
"Saya menderita. Saya tidak menyukainya," katanya.