Setelah peristiwa itu, Liverpool gagal meraih tiga kemenangan beruntun dan harus melepaskan posisi di puncak klasemen kepada Man United. Tidak sedikit yang menunjuk konferensi pers Banitez sebagai biang kegagalan Liverpool. Namun kenyataannya, Liverpool tidak mampu mengatasi tekanan hebat di paruh kedua musim, saat United bisa meraih 11 kemenangan beruntun.

Di akhir musim, United menjadi juara dan Liverpool ada di posisi kedua, tertinggal empat poin.

Baca Juga:

Tak Ada Nama Jurgen Klopp, Ini 5 Pelatih dengan Gaji Termahal 2019

Virgil van Dijk Sebut Liverpool Belajar dari Kegagalan Musim Lalu

2013-14

Saat musim 2012-14 tinggal menyisakan tiga laga, Liverpool sudah diambang juara Premier League untuk pertama kalinya. Tim asuhan Brendan Rodgers itu hanya butuh tujuh poin untuk menggaransi titel juara. Liverpool yang unggul lima poin dari Manchester City, hanya butuh tujuh angka dari laga melawan Chelsea dan Newcastle di kandang serta laga tandang di Crystal Palace.

Ujian pertama menghadapi Chelsea sejatinya Liverpool tidak akan bermasalah, bahkan jika hanya bisa meraih satu poin, mengingat dua laga sisa terbilang lebih mudah. Apalagi, sebelum melawan Chelsea, Liverpool mampu mencatat 11 kemenangan beruntun.

Liverpool tampil seperti biasanya saat melawan Chelsea. Mereka mampu menguasai permainan dengan penguasaan bola hingga 73 persen dan mampu melepaskan 26 tembakan. Namun petaka datang ketika Steven Gerrard terpeleset yang berbuah gol Demba Ba. Chelsea akhirnya menang 2-0 di Anfield dan praktis menyerahkan titel juara kepada Man City.

Liverpool akhirnya lagi-lagi harus puas menjadi runner up. Mereka tertinggal dua poin dari sang juara, Manchester City.

2018-19

Setelah menghantam Arsenal 5-1 untuk mencatat kemenangan kesembilan beruntun di pengujung 2018, Liverpool unggul 10 poin di atas Manchester City, yang memiliki satu laga tabungan.

Meski kalah di markas City di laga pertama 2019, Liverpool masih ada di puncak dengan keunggulan empat poin. Setelah kalah dari City, Liverpool mencatat tiga hasil imbang dalam tujuh laga, membuat selisih terpangkas menjadi satu poin.

Liverpool kemudian harus bertarung dalam derby Merseyside di markas Everton pada pekan ke-29. Lagi-lagi Liverpool hanya bisa meraih satu poin usai bermain imbang tanpa gol melawan Everton. Di lain pihak, City terus mencatat kemenangan, 14 laga beruntun tepatnya. Catatan yang membuat City akhirnya menjadi juara, unggul satu poin atas Liverpool.

Kini di musim 2019-20, Liverpool kembali ada di puncak dengan keunggulan delapan poin dari pesaing terdekat dan sembilan angka dari City. Jika musim lalu Liverpool gagal juara meski hingga paruh musim unggul tujuh poin, akankah kali ini Liverpool mampu mempertahankan keunggulan dan akhirnya merasakan menjadi kampiun Premier League untuk pertama kalinya?