"Gazzetta tidak mengarang soal pihak klub yang kesal dengan apa yang terjadi. Kekesalan tersebut adalah hal yang nyata karena ada fakta Icardi terlambat kembali dari liburan yang berujung pada denda 100 ribu euro," tulis Gazzatta.

"Kemudian, ada juga Wanda yang mengatakan proses perpanjangan kontrak masih jauh dari kata sepakat dan ketertarikan dari klub lain. Hal itu membuat suhu menjadi memanas dan Inter akan meminta Wanda untuk tidak menjadi pusat perhatian selama proses ini berlangsung."

"Icardi melabeli artikel kami sebagai sampah? Mungkin, masalah utamanya bukan karena artikel kami melainkan Icardi yang tidak mengerti apa yang dipikirkan dan diharapkan Inter darinya," bunyi pernyataan Gazzetta.

"Label pemain juara hanya bisa disematkan kepada pemain yang bisa mempersatukan sikap, keseriusan serta profesionalitas yang luar bisa di dalam atau di luar lapangan. Sebuah kualitas yang pada akhirnya berujung pada kepantasan mengenakan ban kapten.

Baca juga: Efek Domino Kedatangan Diego Godin ke Inter Milan

Mauro Icardi

"Ban kapten bukanlah sebuah hiasan, itu adalah simbol. Siapa pun yang mengenakan merupakan representasi dari sebuah klub. Seorang kapten adalah pemain yang suaranya didengar oleh rekan-rekannya dan bisa memimpin ketika menghadapi masalah," lanjut Gazzetta.

"Dalam sejarah Inter, Picchi, Mazzola, Facchetti, Bergomi dan Zanetti adalah bagian dari kapten yang akan dikenang oleh para fans. Para pemain tersebut mencintai Inter Milan dan tidak pernah membuat Inter malu. Sekarang, semua bergantung pada Icardi."

Kini, Inter Milan perlu lebih bersabar dalam proses perpanjangan kontrak Icardi. Pada sisi lain, Wanda juga tidak perlu mengumbar pernyataan yang mengundang kontroversi. Emak dengan lima anak tersebut bisa menggunakan cara lain untuk mendapatkan keinginannya.