Berkat Kebijakan Pelatih Asing

Dua tahun lalu Vietnam U-20 mengirim perwakilan ke Piala Dunia U-20, di tahun berikutnya tim senior menjuarai Piala AFF 2018, dan di awal tahun ini, petualangan Vietnam berlanjut di Piala Asia 2019.

Vietnam berkembang pesat sejak dilatih oleh Park Hang-seo, pelatih asal Korea Selatan, selama dua tahun terakhir. Apa yang dilakukan Park hanyalah melanjutkan tradisi baru rasa lama Vietnam mengenai kebijakan pelatih asing.

"Kami menyadari perlunya perubahan dalam perkembangan sepak bola (Vietnam) dengan wawasan sepak bola mereka (pelatih asing) jika kami ingin menaikkan standar ke level yang lebih tinggi," ucap Le Khanh Hai, Presiden VFF (Federasi Sepak Bola Vietnam) di laman resmi FIFA.

"Tuan Park di antara pelatih-pelatih asing tersukses yang melatih timnas kami selama beberapa tahun terakhir ini. Di bawah arahannya, tim bermain dengan determinasi tinggi dan mendapatkan pencapaian yang bagus."

Park, 60 tahun, juga menangani timnas Vietnam U-23 selain timnas senior. Di bawah bimbingannya, sepak bola Vietnam terus berkembang pesat dari level tim muda hingga senior.

Park Hang-seo

Sebelum Park datang, ada lima pelatih timnas Vietnam yang sudah terlebih dahulu memulai kebijakan pelatih asing tersebut.

Semua berawal ketika Vietnam gagal total dalam Kualifikasi Piala Dunia 1994. Vietnam hanya menang sekali dari delapan pertandingan. Setahun berselang, pelatih Jerman, Karl Heinz Weigang datang.

Di bawah asuhan mantan pelatih timnas Ghana itu, Vietnam mencapai kesuksesan peringkat tiga di Piala AFF 1996 (masih bernama Piala Tiger). Weigang melatih hingga 1997 dan nahkoda kepelatihan Vietnam berikutnya dipegang oleh sosok yang sudah tidak asing bagi masyarakat Indonesia, Alfred Riedl.

Pelatih asal Austria melatih Vietnam selama empat periode: 1998-2000, 2003, 2005-2007. Pasca era Riedl, Vietnam 'ketagihan' menggunakan servis pelatih asing dan menunjuk Henrique Calisto (2002, 2008-2011), Edson Tavares (1995 dan 2004), Toshiya Miura (2014-2016).

Level sepak bola Vietnam berkembang pesat

"Dari kerja sama dengan pelatih-pelatih asing, kami telah belajar profesionalisme, kehati-hatian, dan kedisiplinan di sesi latihan. Wawasan yang kami dapat bahkan melebihi sisi teknik dan taktik, dan sekarang kami, contohnya, menyadari pentingnya mentalitas dan nutrisi," imbuh Le.

Seperti kata pepatah kuno Vietnam "Pilih orang yang bijak dan ikutilah", begitulah kondisi Vietnam saat ini. Perpaduan budaya yang diberikan pelatih asing ditelaah dengan baik oleh pemain Vietnam hingga mereka bisa berkembang pesat, menyaingi Thailand.

Semoga saja kelak pembelajaran dari Vietnam dan Thailand itu bisa diikuti oleh Indonesia.